Sejak dipercaya mengemban tugas sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Gunungsitoli, salah satu terobosan dan kepedulian yang dilakukan Parada Situmorang adalah memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan membantu keluarga yang memiliki anak gizi buruk
GUNUNGSITOLI- Sejak dipercaya mengemban tugas sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Gunungsitoli, salah satu terobosan dan kepedulian yang dilakukan Parada Situmorang adalah memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan membantu keluarga yang memiliki anak gizi buruk atau yang kerap disebut stunting.
"Kalau bukan kita, lalu siapa lagi yang peduli dengan mereka, mengangkat mereka dari situasi sulit seperti sekarang ini.," kata Parada Situmorang dalam sebuah perbincangan di Medan.
Untuk pemberdayaan UMKM, terobosan yang diterapkan Parada Situmorang adalah dengan membeli hasil usaha UMKM. Upaya itu dilakukan setiap hari Sabtu atau dalam momen tertentu pegawai Kejaksaan Negeri Gunungsitoli diarahkan untuk makan siang atau membeli oleh-oleh khas Kepulauan Nias ke salah satu sentra UMKM yang ada di Gunungsitoli atau daerah lainnya yang masuk dalam wilayah hukum Kejari Gunungsitoli yaitu Nias Utara, Nias Barat dan Nias.
"Dengan ikut menikmati atau membeli produk UMKM, kita sudah ikut berperan dalam memberdayakan mereka. Kita juga berpartisipasi mempromosikan UMKM tersebut melalui akun media sosial Kejari Gunungsitoli," paparnya.
Sementara untuk membantu anak-anak stunting di Gunungsitoli dan sekitarnya, Kejari Gunungsitoli melaksanakannya melalui kegiatan Jaksa Mozago Banua (Jaksa Garda Desa) Kejaksaan Negeri Gunungsitoli dengan menemui anak dan orang tua penderita stunting yang ada di Kepulauan Nias dengan status daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T), memiliki kondisi Geografis, Sosial, Ekonomi dan Budaya yang kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala Nasional.
Selain kegiatan Jaksa Mozago Banua, Kejari Gunungsitlli juga kerap mengadakan baksos peduli stunting dan baksos ke sekolah-sekolah yang ada di Kepualauan Nias sekadar bertegur sapa menyemangati semangat belajar generasi masa depan tersebut dengan memberikan sepatu, tas atau perlengkapan belajar. Untuk baksos peduli stunting, Kejari Gunungsitoli menyerahkan paket berupa susu formula, vitamin, beras, dan telur yang dibagikan langsung kepada keluarga yang memiliki anak stunting.
"Sasaran peduli stunting adalah orang tua anak-anak yang memiliki kondisi ekonomi dar? latar belakang sebagai petani kebun, buruh, nelayan serta pedagang kecil. Ini menjadi salah satu cara agar anak kita tidak stunting dan sifatnya lebih antisipatif, mitigasi, yang mencegah jangan sampai ada stunting yang baru, zero new stunting. Tentu tanpa mengesampingkan yang lainnya, baik yang sifatnya sensitif maupun yang spesifik," kata mantan Kajari Kepulauan Aru ini.
Yang ingin kami sampaikan terkait keluarga, lanjut Parada bagaimana keluarga-keluarga di Kota Gunungsitoli dan umumnya di Kepulauan Nias ini bebas dari stunting yang dapat diselesaikan dengan upaya pada masa setelah kelahiran. Keluarga harus memastikan balita 0-6 bulan mendapatkan ASI eksklusif. Kemudian, balita 7-24 bulan mendapatkan ASI sekaligus menerima Makanan Pendamping ASI (MPASI), vitamin dan protein hewani.
Masalah ekonomi keluarga sangat erat kaitannya dengan masalah kesejahteraan masyarakat di Kepulauan Nias. Kepedulian kita dalam memberdayakan UMKM diharapkan dapat mengurangi beban keluarga dan upaya Kejari Gunungsitoli memberikan perhatian kepada anak stunting dan keluarganya kiranya dapat menekan angka munculnya anak penderita stunting baru.