Bank Indonesia DORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR MELALUI INOVASI DAN SINERGI

Kepala Perwakilan BI Kaltim Budi Widihartanto (paling kanan) mendampingi Pj Gubernur Kaltim, Sekdaprov Sri Wahyuni, Wakil Walikota Samarinda Rusmadi Wongso meresmikan Kios SIGAP di Pasar Segiri Samarinda, Minggu. (Foto ist)

lintasdaerah

Bank Indonesia DORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR MELALUI INOVASI DAN SINERGI

“Salah satu inovasi unggulan yang diperkenalkan adalah Kios Penyeimbang Inflasi, yang kini tersebar di lima pasar utama sebagai pusat distribusi pangan dan penyeimbang harga.”
 

Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur terus memperkuat perannya dalam mendukung Pembangunan ekonomi daerah. Dengan berbagai program strategis, BI berkontribusi dalam pengendalian inflasi, digitalisasi ekonomi, pengembangan UMKM, perluasan akses keuangan, serta peningkatan investasi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, mengungkapkan, sinergi erat antara BI, Pemerintah Daerah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perbankan, serta mitra kerja lainnya menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mempercepat pertumbuhan di daerah ini.

Dalam menghadapi tantangan inflasi, BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Timur meluncurkan berbagai program untuk menjaga harga pangan tetap stabil dan inflasi terkendali sesuai target nasional. Salah satu inovasi unggulan yang diperkenalkan adalah Kios Penyeimbang Inflasi, yang kini tersebar di lima pasar utama sebagai pusat distribusi pangan dan penyeimbang harga.

Selain itu, BI juga memperkuat sistem deteksi inflasi dengan membentuk Early Warning System (EWS), yang memungkinkan pemerintah daerah untuk memantau pergerakan harga secara real-time, sehingga potensi lonjakan harga dapat diantisipasi lebih cepat dan efektif.

Di sektor pertanian, BI bersama TPID mendukung peningkatan produksi pangan dengan menyalurkan bantuan alat pertanian modern, termasuk hand tractor roda empat, mesin sortir beras, dan drone sprayer.

Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan hasil panen serta memperkuat ketahanan
pangan daerah dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Bank Indonesia juga aktif mempercepat transformasi digital di Kalimantan Timur dengan mendorong penggunaan QRIS sebagai alat pembayaran nontunai di berbagai sektor, termasuk UMKM, pasar tradisional, dan pemerintahan. Salah satu program unggulan adalah  Summer Fest x PQN 2024, yang berhasil mencatat dua rekor MURI, yakni transaksi QRIS terbanyak dengan total 21.364 transaksi dalam festival kuliner dan pembuatan peta Indonesia menggunakan 79.000 koin Rupiah.

Acara ini berhasil menarik lebih dari 6.300 pengunjung dalam tiga hari, menunjukkan meningkatnya minat Masyarakat dalam penggunaan transaksi digital. Selain itu, BI bersama OJK dan perbankan juga memperkuat literasi keuangan digital, memastikan perlindungan konsumen, dan mengembangkan layanan keuangan berbasis teknologi.

Pengembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif
Dalam rangka mendukung pertumbuhan UMKM, BI menjalankan program Export Kaltimpreneurs 2024, yang membimbing UMKM lokal agar bisa menembus pasar global. Program ini berhasil memfasilitasi ekspor dua UMKM dengan nilai kontrak lebih dari Rp 235 miliar. Sebanyak 76 UMKM mengikuti pelatihan intensif dalam program ini, yang mencakup seminar, verifikasi lapangan, business matching, hingga pendampingan teknis.

Selain itu, Kaltim Paradise X MIF 2024 menjadi ajang pameran terbesar untuk UMKM, investasi, dan ekonomi kreatif Kalimantan Timur. Selama acara tiga hari, pameran ini berhasil menarik 120 ribu pengunjung, dengan total transaksi mencapai Rp 2,07 miliar.

BI juga meluncurkan Digital Kaltimpreneurs, program penguatan UMKM berbasis digital yang meningkatkan kapasitas pemasaran, pembayaran digital, dan pencatatan keuangan. Program ini berlangsung selama 5 bulan dan berhasil mencatatkan peningkatan nilai transaksi UMKM hingga 37,59%.

BI juga mendorong investasi di Kalimantan Timur melalui Regional Investor Relations Unit (RIRU) dan penyelenggaraan Mahakam Investment Forum (MIF) 2024. Forum ini menghadirkan 9 perwakilan negara, termasuk Duta Besar Bahrain,
Maroko, serta investor dari Inggris, India, Jepang, dan Belanda.

MIF 2024 menampilkan proyek strategis di sektor energi terbarukan, hilirisasi, dan infrastruktur pendukung Ibu Kota Nusantara (IKN). Salah satu proyek unggulan adalah Pengembangan Fasilitas Bongkar Muat Pelabuhan Penajam, yang menjadi lokasi kunjungan langsung oleh para investor asing.

Selain itu, pada forum ini juga dilakukan penandatanganan MoU proyek IPRO Kawasan Ekonomi Khusus Maloy dengan Anhui Guanxin Agrochemical untuk investasi di sektor agrikultur dan biomassa. Langkah ini semakin memperkuat posisi Kalimantan Timur sebagai pusat investasi di Indonesia Timur.

Sebagai bagian dari tanggung jawabnya, BI memastikan peredaran uang di Kalimantan Timur tetap lancar dengan mendistribusikan Rupiah ke daerah-daerah terpencil. Melalui program kas keliling dan penukaran uang, BI menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat agar tetap layak digunakan dalam transaksi ekonomi.

Dengan berbagai inisiatif ini, BI optimis, Kalimantan Timur akan terus tumbuh menjadi pusat ekonomi yang dinamis dan berkelanjutan. (***)
 

Bank Indonesia Kalimantan Timur Early Warning System Budi Widihartanto Otoritas Jasa Keuangan

Bagikan Artikel Ini