Pimpinan Wilayah Bulog Jatim, Langgeng Wisnu Adinugroho
SALAHSATU momok paling menakutkan bagi petani pada saat musim panen raya adalah harga gabah jatuh. Dan ini kerap kali membuat petani terdemotivasi. Namun kekhawatiran itu kini tak terjadi lagi. Malah sebaliknya, para petani selesai panen langsung bergegas mengolah sawah untuk mengejar panen berikutnya.
Hal yang membuat petani bersemangat adalah HPP lewat Bulog Rp. 6.500, dan bantuan Saprodi lainnya.
Pinwil Bulog Jawa Timur, Langgeng Wisnu Adinugroho, mengungkapkan, dengan semangat berpedoman pada program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, bahwa harga gabah kering panen (GKP) Rp6500/kg itu sangat luar biasa dampaknya ke petani.
"Karena, begitu panen raya kekhawatiran petani harga gabah jatuh, mudah-mudahan sampai hari ini tidak pernah terjadi. Karena, Bulog sigap menyerap gabah petani langsung ke sawah dengan harga Rp6500/kg," kata Langgeng Wisnu Adinugroho.
Berdasarkan sumber yang sangat terpercaya, baik itu dari Kementerian Pertanian maupun akademisi bahwa hasil pertanian yang diperoleh petani dari luas lahan 1 hektar sebelumnya mendapatkan hasil Rp43 juta. Namun, dengan pembelian yang dilakukan oleh Bulog sekarang ini , petani bisa mendapatkan sekitar Rp103 juta dari luas lahan yang sama.
"Ini menjadi satu lonjakan penghasilan yang sangat berdampak pada kesejahteraan petani," tandasnya.
Sementara itu Pimcab Bulog Mojokerto, Muhammad Husin, memberi gambaran trend serapan Bulog. Target Bulog Mojokerto yang awalnya 47.000 ton setara beras kini sudah melampaui sebesar 50.000 ton, artinya bisa mengalami peningkatan hingga 108 persen. Untuk mencapai target tersebut, Bulog Mojokerto berkoordinasi dengan Kantor Pusat, Pinwil dan dengan gudang-gudang yang ada di wilayah kerja Mojokerto untuk melaksanakan penugasan ini.\
Selain itu, untuk eksternal kami berkolaborasii dengan berbagai pihak, seperti Pemkab sebagai wilayah kerja kami, seperti Pemkab Mojokerto, Pemkab Jombang dan sinergi operasi dengan TNI, jajaran Kodim, Koramil, Babinsa, Dinas Pertanian, PPL-nya dan berbagai kelompok tani, serta Perpadi.
Salah satu upaya untuk mencapai target, Bulog sudah membentuk sistem dan sudah berjalan dari hulu ke hilir, yaitu mulai dari petani, Gapoktan, termasuk bekerjasama dengan organisasi petani seperti KTNA, Perpadi dan juga koperasi pertanian binaan dari Kabupaten Jombang.
"Kita juga bekerjasama dengan penggilingan padii untuk melakukan pengolahan gabah menjadi beras. Jadi, gabah yang telah diserap harus segera dilakukan pengeringan (drayer) hingga menjadi beras dan siap disimpan di gudang Bulog," paparnya.
Dalam hal meningkatkan stimulan para petani untuk menjual gabahnya ke Bulog, menurut Muhammad Husin petani harus mengetahui bahwa penyerapan dan pembelian gabah dari petani ini merupakan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan. Hal ini disampaikan kepada petani, di mana pemerintah melalui Bulog membeli gabah petani dengan harga sesuai dengan instruksi pemerintah (HPP) Rp6500/kg.
"Dengan harga tersebut, petani sangat antusias juga. Di mana dengan harga tersebut petani dapat meningkatkan kesejahteraannya baik secara ekonomi dan kehidupannya. Dan yang paling membantu petani adalah, di mana gabah petani langsung kita beli dan jemput ke tengah sawah. Jasa angkut, pengeringan dan penggilingan semuanya ditanggung oleh Bulog," tegasnya.
Sama halnya dengan Pimcab Bulog Madiun Jawa Timur, Agung Sarianto. Agung mengatakan, sesuai dengan program pemerintah untuk mensejahterakan petani lewat pembelian gabah petani dengan harga Rp6500/kg kemudian diolah menjadi beras yang juga dikembalikan kepada masyarakat lewat program bantuan sosial, operasi pasar, Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau program lainnya.
"Yang pasti, penyerapan gabah petani haruslah berkualitas dan beras yang disalurkan kepada masyarakat juga berkualitas. Untuk menyikapi hal ini, gabah yang dibeli dari petani sampai kepada pengolahannya menjadi beras tetap diawasi. Sebelum beras masuk ke gudang, diperiksa dulu di laboratorium pemeriksaan kualitas," paparnya.
Hal itu dilakukan, lanjutnya untuk memastikan kualitas dari beras yang masuk dan tersimpan ke gudang Bulog sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan pemerintah.
"Alhamdulilah, di Ngawi ini seluruh petani sangat mendukung program pemerintah, karena kita berkolaborasi dengan berbagai jajaran seperti Kodim, termasuk PPL di lapangan yang memberikan edukasi kepada petani bahwa padi yang dipanen itu harus cukup umur, jadi gabah yang kita beli dari petani benar-benar bagus, setelah diolah jadi beras juga tetap bagus," tandasnya.