Tabagsel Siap Mekar Jadi Provinsi Sumatera Tenggara, Sebuah Langkah Menuju Kejayaan

Bincang Tipis-Tipis Erman Tale Daulay bersama pria kelahiran Aek Tuhul, Padangsidimpuan Hoiruddin Hasibuan terkait pembentukan Sumatera Tenggara.

nasional

Tabagsel Siap Mekar Jadi Provinsi Sumatera Tenggara, Sebuah Langkah Menuju Kejayaan

Hoiruddin Hasibuan mendambakan pemekaran Tabagsel jadi provinsi Sumatera Tenggara lantaran rentang kendali pemerintahan Sumut yang begitu jauh. Akibatnya, wilayah Tabagsel banyak yang belum terjamah pembangunan.
 

 

KAWASAN Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) di Sumatera Utara meliputi Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Kota Padangsidimpuan, Padang Lawas Utara dan Padang Lawas sedang mempersiapkan diri membentuk Daerah Otonomi Baru yang saat ini memunculkan nama Provinsi Sumatera Tenggara.

Tokoh asal Tabagsel, Brigjen Pol (Purn) Prof. Dr. Hoiruddin Hasibuan yang kini menjabat Staf Khusus Mendagri mendukung langkah tersebut sebagai upaya membangun kejayaan.

Dengan kata lain, pembentukan provinsi baru itu untuk mengejar ketertinggalan di segala bidang. Berdiri sebagai provinsi, Tabagsel akan membenahi multi bidang: infrastruktur, SDM, pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

Sebagai daerah otonom, ia akan menyatukan multi bidang itu untuk ditangani secara simultan. Dengan demikian  harapan kemajuan terwujud di provinsi tersebut.
Pandangan ini mengemuka dalam Bincang Tipis-Tipis Erman Tale Daulay bersama pria kelahiran Aek Tuhul, Padangsidimpuan ini terkait pembentukan Sumatera Tenggara.

Tema yang di angkat dalam perbincangan tersebut adalah soal otonomi daerah, adanya keinginan masyarakat Tapanuli Bagian Selatan membentuk Provinsi Sumatera Tenggara. Untuk itu apa urgensinya pembentukan daerah otonomi baru ini?

Mendesaknya pembentukan Sumatera Tenggara untuk memajukan lebih cepat pembangunan di daerah. Apabila sudah menjadi provinsi, otomatis nanti pembangunan di sana akan lebih cepat.

Karena, kendali dari pada seorang pimpinan itu sangat menentukan kemajuan suatu daerah, misalnya kalau saat ini Gubernur Sumatera Utara itu mau ke Natal jaraknya sangat-sangat jauh sekali. Kalau pun mau ke sana betul-betul memerlukan persiapan waktu maupun fisik. Kira-kira begitu salah satu kenapa perlu dibentuk atau pun dimekarkan menjadi Provinsi Sumatera Tenggara.

Karena sejak awal, kata Hoiruddin Hasibuan, memang kita tahu bahwa dulu awalnya ada upaya untuk pembentukan Provinsi Tapanuli, sekarang berubah menjadi tiga provinsi. Yaitu, Provinsi Tapanuli yang ada sekarang, Kepulauan Nias dan Tapanuli Bagian Selatan yang kemudian digagas menjadi Sumatera Tenggara.

Konon dua usulan sudah masuk dalam Prolegnas (Program Legislasi Nasional) yaitu Provinsi Tapanuli dan Provinsi Nias. Kemudian sekarang tinggal Tapanuli Bagian Selatan belum masuk dalam Prolegnas.

"Kalau yang saya dengar,  kayaknya belum masuk tapi sudah ada pengajuan, sudah ada dari tokoh-tokoh yang ada di sana. Makanya, kemarin ketika kita ada halal bi halal juga itu merupakan satu cikal bakal juga. Untuk memanaskan kembali mesin yang sudah ada. Dinyalakan lagi mesin itu karena penting. Jadi,.semoga dengan  kepemimpinan Bapak Presiden yang sekarang, Pak Prabowo, mudah-mudahan itu bisa terwujud," paparnya.

Marsipature Hutana Be

Hoiruddin menunjuk contoh, kalau dari Kota Medan menuju Singkuang Natal, lewat darat bisa sampai 20 jam dan paling cepat 18 jam, karena dari Medan ke Padangsidimpuan saja bisa 8 sampai 10 jam. Akibat dari lamanya jarak tempuh sehingga suatu daerah jarang dikunjungi oleh seorang pimpinan, dan sudah pasti daerah itu akan tertinggal karena tidak terjamah.

"Kemudian, kalau kita melewati jalur darat banyak jalan yang rusak, Kalau jalan itu dilewati pimpinan secara otomatis pasti akan diperhatikan dan dibangun," paparnya.

Ketika ditanya tentang kondisi Tabagsel saat ini, Hoiruddin Hasibuan menyampaikan bahwa beberapa kali pulang ke kampung halaman, mendengar dari saudara-saudara yang ada di kampung menyampaikan bahwa perekonomian agak lesu.

"Daya beli masyarakat semakin menurun, terkadang pedagang di sana sudah sulit untuk buka dasar, artinya sudah sampai siang belum ada yang beli," paparnya.

Kemudian, lanjutnya dari pengamatan kita di Tabagsel hampir tidak ada proyek strategis nasional, ke depan para kepala daerah di Tabagsel harus bicara dengan pemerintah pusat, harus jelas programnya, harus jelas apa yang mau dibuat.

"Jangan nanti moratorium pemekaran dicabut kita tidak siap, itu maksud saya. Itu sebabnya, pemerintah di daerah harus bergerak cepat. Harus membuat usulan secara resmi. Walaupun dulu sudah ada, ya dibuat lagi Makanya, saya sudah bicara juga dengan Bupati Tapanuli Selatan, Bang Gus Irawan, dan Bupati Madina agar lima Kepala Daerah sama-sama dalam satu surat permohonannya, atau apakah sendiri-sendiri, tapi harus jelas," paparnya.

Makanya, tambah Hoiruddin, kita harap ke depan warga ataupun tokoh-tokoh kita yang ada di Jakarta yang berasal dari Tabagsel harus bangkit kembali. Bagaimana caranya ya saya yakin ada nanti bibit-bibitnya. Seperti teman-teman kita di DPR RI misalnya banyak tokoh yang dari sana dan juga saya melihat cukup potensi untuk bisa berkiprah dan harapan saya semuanya harus bergerak, harus mendukung sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Berbicara untuk kemajuan suatu daerah, lanjut Hoiruddin, Kepala Daerah juga harus bisa menempatkan SDM yang cakap dalam mengelola dinas-dinas di daerah, agar pembangunan bisa berjalan sesuai dengan harapan. Kalau masih ada daerah-daerah yang tertinggal, itu artinya Kepala Dinas terkait tidak cakap dalam menjalankan programnya.

"Kalau ingat masa kecil dulu, ada Gubernur Mara Halim Harahap, Raja Inal Siregar yang mempopulerkan Marsipature Hutana Be. Program ini sebenarnya masih sangat relevan dan bagus digaungkan," paparnya.

Lebih lanjut Hoiruddin Hasibuan menyampaikan bahwa Tabagsel itu memiliki potensi  perkebunan, pertambangan dan pertanian. Apabila rencana pengembangan wilayah dan pemekaran wilayah terwujud menjadi Provinsi Sumatera Tenggara, potensi tersebut akan lebih maksimal untuk dikembangkan demi kesejahteraan masyarakat di Tabagsel.

Hoiruddin Hasibuan Pemekaran Sumatera Tenggara Provinsi Sumatera Utara

Bagikan Artikel Ini