Tak Ada Program Pompanisasi di Kementan yang Tidak Tepat Sasaran, Ini Penjelasan Ketua Umum KTNA

Ketua Kontak Tani Nelayan dan Andalan (KTNA) Nasional, M Yadi Sofyan Noor

nasional

Tak Ada Program Pompanisasi di Kementan yang Tidak Tepat Sasaran, Ini Penjelasan Ketua Umum KTNA

Menyikapi adanya pemberitaan yang menyampaikan bahwa program pompanisasi yang digencarkan Kementerian Pertanian (Kementan) bersama TNI tidak tepat sasaran mendapat respon positif dari berbagai kalangan, Selasa (6/8/2024).
 

 

JAKARTA-Menyikapi adanya pemberitaan yang menyampaikan bahwa program pompanisasi yang digencarkan Kementerian Pertanian (Kementan) bersama TNI tidak tepat sasaran mendapat respon positif dari berbagai kalangan, Selasa (6/8/2024).

Program pompanisasi  pada lahan persawahan yang gencar digelar Kementerian Pertanian (Kementan) RI dalam pemberitaan di media online tersebut disebutkan, bahwa Kantor Staf Presiden (KSP) melalui Deputi III KSP Edy Priyono menyampaikan ada  kekhawatiran tidak tepat sasaran.

Ketua Kontak Tani Nelayan dan Andalan (KTNA) Nasional,  M Yadi Sofyan Noor memberikan tanggapan terhadap pemberitaan tersebut. Menurutnya, program pompanisasi lahan persawahan merupakan upaya nyata dari pemerintah dalam menjaga pangan dan petani agar terus berproduksi.

"Program pompanisasi merupakan solusi cepat yang ditawarkan di waktu yang tepat.
Terlebih saat ini hampir semua sentra tengah dilanda kekeringan panjang yang bisa mengakibatkan gagal panen," kata Ketua Umum KTNA M Yadi Sofyan Noor pada wartawan, Selasa (6/8/2024).

Lebih lanjut M Yadi Sofyan Noor menjelaskan, tujuan program pompanisasi ini memang untuk pengairan tanaman padi di musim kemarau.

Dengan adanya pompanisasi maka sawah-sawah tadah hujan tetap produktif, sehingga peningkatan produksi padi terus berjalan dan petani bisa tetap melakukan penanaman.

"Pompa yang digunakan petani untuk sawah, setelah sawah basah, kemudian digunakan untuk tanaman hortikultura, dan itu tidak ada salahnya. Tetapi yang prioritas pompanisasi untuk sawah. Tapi begitu urusan air sawah beres, boleh juga petani menggunakannya untuk tanaman yang masih lingkup Kementan," paparnya.

Hal senada juga disampaikan Pj Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo bahwa terkait pompa air yang digunakan di Desa Balesari,Kecamatan Bansari dinyatakan salah sasaran, kami sampaikan bahwa unit pompa air merupakan bantuan APBD Provinsi Jawa Tengah tahun 2024, sudah sesuai peruntukannya dan digunakan untuk mendukung pengembangan food estate, bukan merupakan bantuan pompa air,mendukung program perluasan areal tanam padi (PAT). Berkaitan dengan PAT tahun 2024, Kabupaten Temanggung mendapatkan pompa air sebanyak 29 unit.

"Maka berdasarkan hal diatas, Kecamatan Bansari bukan menjadi sasaran PAT di Kabupaten Temanggung tahun 2024, karena merupakan kawasan hortikultura khususnya cabai,dalam rangka mendukung  upaya pengendalian inflasi," tegasnya.

Sebelumnya, Kantor Staf Presiden (KSP) Deputi III KSP Edy Priyono menyampaikan kekhawatirannya terhadap program pompanisasi lahan sawah yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) tidak tepat sasaran.

Pasalnya, itu bermula, ketika ia bersama tim-nya sedang melakukan kunjungan ke Kecamatan Bansari, Temanggung yang merupakan dataran tinggi. Katanya, di daerah itu tidak ada sawah, melainkan lahan itu banyak ditanami komoditas hortikultura seperti cabai, tembakau, dan lain sebagainya.

"Tidak ada sawah di situ, karena yang banyak ditanami itu adalah komoditas hortikultura seperti cabai, tembakau, dan lain-lain. Tapi mendapatkan jatah pompa," ujarnya seperti dilansir dari pemberitaan salah satu media online.

Ketua KTNA Pompanisasi Kementan Padi Sawah Food Estate

Bagikan Artikel Ini