Smart Farming, Jalan Menuju Pertanian Maju, Mandiri dan Modern

Indah Megawati, Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan

lintasdaerah

Smart Farming, Jalan Menuju Pertanian Maju, Mandiri dan Modern

Smart farming menjadi cikal bakal maju, mandiri, dan modernnya pertanian. Berkesinambungan dengan itu, diperlukan modal usaha yang mudah diakses dan tidak memberatkan para petani. KUR Pertanian (kredit alsintan) hadir sebagai oase permodalan pertanian.
 

TRIASINFO, JAKARTA - DIREKTUR Pembiayaan Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP Kementerian Pertanian (Kementan), Indah Megawati,  mengemukakan, saat ini petani didorong untuk menjadi petani yang cerdas dalam berusaha (smart farming) dengan memanfaatkan pola pertanian digital (digital farming).

Untuk bisa masuk ke dalam kancah pertanian digital ini, Ditjen PSP Kementan menyediakan skema khusus dalam upaya membantu petani meningkatkan hasil usaha taninya. Apa itu?

"Solusi dari pemerintah adalah memberikan kemudahan bagaimana para petani bisa mengambil modal pembiayaan yang murah, mudah dan fleksibel yaitu Kredit Usaha Rakyat atau KUR sektor pertanian. Kita memang sudah memberikan pembiayaan KUR sektor pertanian kepada petani Indonesia selama tiga tahun terakhir," ucap Indah Megawati kepada TRIAS.

Indah Megawati menuturkan, skema khusus yang diberikan pemeritah kepada petani adalah untuk membeli secara mencicil alat-alat mesin pertanian (Alsintan) yang bisa mendorong dan memudahkan petani meningkatkan hasil usaha taninya. Berdasarkan Permenko No. 3 Tahun 2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian atau Kredit Alsintan, skema baru ini hanya untuk pembiayaan alsintan yang diusahakan sebagai taksi alsintan.

"Ini adalah benar-benar usulan dari Kementan agar kita mampu menuju pertanian yang modern di mana petani bisa membeli Alsintannya. Kita punya target, di luar Jawa kita punya 1.000 hektar lahan, apalagi sekarang kita sedang menghadapi El-Nino. Harus ada upaya-upaya mencari lagi lahan-lahan untuk mempercepat tanam. Salah satu solusi yang ditempuh pemerintah adalah membuka food estate," jelasnya.

Untuk membuka lahan food estate ini dengan tenaga manusia tidak lah mungkin, sehingga harus dengan bantuan tenaga Alsintan. Yang menjadi permasalahan dalam hal ini adalah bagaimana Alsintan bisa diakses dengan mudah dan murah, serta dengan mudah bisa didayagunakan oleh petani.

Faktanya, dibandingkan dengan negara-negara lain, posisi pertanian Indonesia masih sangat rendah dalam hal pemanfaatan dan pendayagunaan Alsintan ini.

Dalam konteks inilah Kementan melalui Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta Presiden RI untuk me-launching KUR Taksi Alsintan. Teknisnya, Alsintan dimaksud bisa diakses dengan cara dicicil dan dimanfaatkan oleh petani.

“Hal ini harus benar-benar diperhatikan agar ke depannya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, petaninya tidak membayar, alsintannya disimpan di mana, penguasannya tidak jelas seperti apa, kemudian bagaimana keadaan alatnya, dll," tandasnya.

Untuk mengatasi hal ini, Ditjen PSP Kementan menerapkan satu sistem yakni sistem digitalisasi. Adapun visi dari sistem digitalisasi ini adalah menjadi satu sistem pertanian yang cerdas, inovatif yang mengintegrasikan teknologi canggih untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan dan menghasilkan yang baik.

"Misalnya untuk pengolahan food estate di Papua yang terdiri dari ribuan hektar untuk ditanami jagung. Kalau mengandalkan tenaga manusia itu tidak mungkin. Kita harus menggunakan traktor," kata Indah.

Kredit Alsintan

Untuk skim khusus kredit Alsintan ini, lanjut Indah Megawati, pemerintah menentukan suku bunga sebesar 3 persen dengan down payment (uang muka) maksimal 10 persen tanpa agunan tambahan dan platformnya dari Rp 500 juta hingga Rp 2 miliar.

Mekanisme pengajuan Kredit Alsintan

“Inilah yang membedakannya dengan KUR yang selama ini sudah dilaksanakan oleh perbankan nasional. Inilah perkembangan kemajuan dari KUR pertanian yang diinovasi oleh Pak Menteri Pertanian,” cetus Indah.

Di tahun 2023 ini, Kementan memiliki target penyaluran sebanyak 3.000 unit Alsintan dengan pembiayaan dan pembayaran secara cicil dan ini sudah dilaksanakan di beberapa tempat dan wilayah di Indonesia.

"Keuntungan dari pembelian Alsintan ini, ke depannya petani bisa menyewakan Alsintan tersebut ke petani lainnya. Biaya sewa Alsintan ini bisa dimanfaatkan untuk membayar cicilan pembeliannya. Jadi, petani itu sudah diberi kemudahan bekerja sama dengan perbankan terkait apa keperluannya," jelasnya.

Selain itu, agar usaha petani bisa berjalan khususnya di pedesaan, lanjut Indah, Kementan mengimbau luas lahannya minimal 200 hektar. Kementan pun membuat klaster dalam penyaluran KUR Pertanian. Hal ini dilakukan Kementan sebagai upaya untuk mengembangkan pertanian di Indonesia, sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pada akhirnya, Indah Megawati berharap, KUR pertanian ke depannya bisa mengangkat harkat dan martabat petani menjadi lebih baik.

“Dengan adanya KUR pertanian ini, para petani akan lebih mudah mendapatkan permodalan dan bisa menerapkan smart farming,” pungkas Indah.

Hal penting lainnya, memperhatikan kebijakan pemerintah tahun 2023, Indah menambahkan, sudah ada sejumlah penyesuaian dalam hal penyaluran KUR pertanian 2023. Khususnya untuk menjawab kebutuhan permodalan usaha pertanian. TRIAS

indah megawati  kredit alsintan  kementan smart farming

Bagikan Artikel Ini