Alumni ITB Asal Tabagsel Gulirkan Program

Ongku P. Hasibuan dan Kali Raja Harahap

lintasdaerah

Alumni ITB Asal Tabagsel Gulirkan Program "Tabagsel Pintar" untuk Siapkan Siswa Masuk SMA Unggulan Garuda

Pada tahap awal, program Tabagsel Pintar dipusatkan di kota Padangsidimpuan melalui kerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat.
 

Triasinfo, Jakarta – Upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) mendapat dorongan dari sejumlah alumni Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka menggagas program “Tabagsel Pintar” untuk mempersiapkan siswa-siswi terbaik daerah agar mampu bersaing masuk SMA Unggulan Garuda, sekolah unggulan nasional yang tengah diperluas pemerintah.
Dalam program Bincang Tipis-tipis yang dipandu Erman Tale Daulay, dua alumni ITB asal Tabagsel, Ongku P. Hasibuan dan Kali Raja Harahap, memaparkan motivasi mereka dalam membangun program ini. 
Ongku menjelaskan bahwa inisiatif tersebut lahir seiring rencana pemerintah menyiapkan sekolah unggulan tingkat SMA untuk mencetak calon pemimpin masa depan. 
“Pemerintah ingin menyiapkan sekolah-sekolah yang bisa menghasilkan putra-putri terbaik bangsa untuk bersaing di level nasional dan internasional,” ujarnya.
Pemerintah menargetkan 40 SMA Unggulan Garuda di seluruh Indonesia, terdiri dari 20 unit bangun baru dan 20 SMA Unggulan yang ditingkatkan statusnya menjadi SMA Unggulan Garuda. Hingga tahun 2025, sudah ada 12 SMA Unggulan yang ditetapkan dalam skema transformasi tersebut, seperti SMA Unggul DEL di Sumatera Utara, SMA Taruna Nusantara dan SMA Pradipta Nusantara di Jawa Tengah, serta SMA MH Thamrin di Jakarta.
Melihat arah pengembangan tersebut, para alumni ITB merasa bahwa Tabagsel harus berbenah dan menyiapkan generasi mudanya sejak dini. 
“Kita ingin anak-anak Tabagsel punya kesempatan yang sama untuk masuk sekolah unggulan itu,” kata Ongku. 
Karena itu, pembinaan sejak tingkat SMP dinilai menjadi langkah strategis.
Pada tahap awal, program Tabagsel Pintar dipusatkan di kota Padangsidimpuan melalui kerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat. Raja menjelaskan bahwa mereka menyeleksi siswa dari 21 SMP dan mengumpulkan guru-guru terbaik untuk membina peserta. 
“Kalau mau menghasilkan siswa yang pintar, gurunya harus pintar,” ujarnya. 
Ia menambahkan bahwa rekrutmen dilakukan secara ketat. 
“Tidak ada kompromi soal kualitas. Kami pastikan guru yang terlibat adalah yang terbaik dan kami berikan penghargaan yang layak.”
Sistem pembelajaran Tabagsel Pintar menerapkan mekanisme pretest dan posttest. Setiap materi dimulai dengan tes kemampuan awal, kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran intensif dan evaluasi ulang. 
“Setelah dua sampai tiga pertemuan, mereka dites lagi untuk melihat progresnya,” kata Raja. 
Evaluasi menunjukkan hasil signifikan. 
“Rata-rata kemampuan siswa naik 60–70 persen di setiap bab,” ujarnya.
Raja juga menegaskan bahwa pembangunan pendidikan di Tabagsel membutuhkan komitmen banyak pihak. 
“Pembangunan pendidikan generasi Tabagsel ini bukan perkara mudah. Ini jalan yang sulit. Akan mudah kalau kita lakukan secara totalitas alias Mestakung (semesta mendukung). Mestakung itu, ketika semua pemangku kepentingan berkontribusi maksimal, mulai dari pihak dinas, sekolah, guru, diaspora Tabagsel, para orangtua, lingkungan masyarakat, dan yang paling penting semangat juang siswa itu sendiri,” katanya.
Dengan seleksi ratusan siswa dari 21 SMP, program Tabagsel Pintar menunjukkan perkembangan yang konsisten positif. Para penggagas berharap langkah ini dapat membuka pintu bagi siswa-siswa Tabagsel untuk masuk SMA Unggulan Garuda dan bersaing di tingkat nasional. 
Raja menutup pernyataannya dengan mengatakan,
“Ini hanya langkah kecil, untuk langkah-langkah besar selanjutnya dalam pembangunan dunia pendidikan Tabagsel."

Tabagsel

Bagikan Artikel Ini