Nani Dwi Astuti, Kabid TP dan Hortikultura Dinas Pertanian Karawang
KARAWANG : Kabupaten Karawang, Jabar, dikenal sebagai lumbung padi. Daerah ini penghasil padi terbesar kedua nasional, setelah Indramayu. Sebagai kawasan pertanian, kata Nani Dwi Astuti, Kabid TP dan Hortikultura Dinas Pertanian Karawang, dituntut untuk selalu bisa meningkatkan produksi padi di tengah maraknya alih fungsi lahan dan degradasi kesuburan sawah.
Maka Opsi Si Ramli (Optimalisasi peningkatan produksi padi melalui sistem intensifikasi ramah lingkungan) hadir memberi solusi. Si Ramli terbukti mampu mengoptimalkan produksi padi melalui sistem ramah lingkungan tersebut.
Dengan menggunakan pupuk organik jerami, seraya mengurangi pupuk kimia, dapat meningkatkan PH tanah atau menyuburkan tanah yang pada gilirannya akan meningkatkan jumlah dan mutu produksi.
"Si Ramli sebuah langkah intensifikasi lahan, dengan kata lain produksi tetap bisa ditingkatkan pada saat lahan terus berkurang. Untuk menahan laju konversi areal pertanian, Pemkab Karawang telah menerbitkan Perda sebagai upaya "melaminating" sawah yang ada," paparnya.
Nani Dwi Astuti menyampaikan untuk meningkatkan hasil produksi, Dinas Pertanian Karawang mengupayakan agar penggunaan pupuk kimia benar-benar dikurangi. Contohnya adalah jerami sisa hasil panen tidak boleh dibuang atau dikeluarkan dari areal pertanian dan tetap digunakan sebagai sumber unsur hara.
"Kita akan buat surat edaran agar tidak boleh lagi bakar jerami tapi dikembalikan ke lahan. Jadi, sisten intensifikasi ramah lingkungan itu bukan berarti tidak boleh menggunakan pupuk kimia, akan tetapi meminimalisir penggunaannya dan menyeimbangkannya dengan pupuk organik," tandasnya.
Lebih lanjut Nani Dwi Astuti menyampaikan bahwa masalah produksi padi bukan disebabkan oleh satu faktor tunggal, melainkan merupakan
hasil dari kompleksitas berbagai faktor teknis, kebijakan, dan lingkungan. Oleh karena itu, penyelesaian masalah ini membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dan terpadu, dengan melibatkan perbaikan di semua lini.