Ida Bagus Ketut Subagia, Direktur Utama Bank Raya.
PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) mencatatkan pertumbuhan bisnis digital yang kian kuat dan berkualitas sepanjang tahun 2024, seiring strategi fokus yang konsisten serta optimalisasi sinergi dalam ekosistem BRI Group. Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut Subagia, menegaskan, langkah transformasi digital yang dilakukan terbukti berhasil mendorong profitabilitas, memperkuat kinerja keuangan, dan memperluas akses layanan keuangan digital.
Pencapaian paling menonjol adalah lonjakan laba bersih sebesar 108,9% (YoY) menjadi Rp50,89 miliar. Kinerja ini didorong peningkatan penyaluran kredit, terutama dari lini kredit digital yang tumbuh signifikan hingga 88,9% (YoY) menjadi Rp20,57 triliun. Sementara itu, outstanding kredit bisnis digital meningkat 81,6% menjadi Rp2,29 triliun.
Strategi pengembangan ekosistem digital juga mendorong pertumbuhan pengguna aplikasi Raya App hingga mencapai satu juta nasabah, naik 21% dibanding tahun sebelumnya. Volume transaksi digital pun melonjak lebih dari 127% (YoY), mencerminkan adopsi digital yang makin tinggi.
Bank Raya memanfaatkan penuh sinergi dengan BRI Group, termasuk kolaborasi dengan Agen BRILink, kerjasama dengan PNM, serta dukungan terhadap UMKM melalui fitur Saku Bisnis dan QRIS. Di sisi pendanaan, digital saving tumbuh pesat sebesar 57,2% (YoY) menjadi Rp1,32 triliun, mendukung pertumbuhan total aset hingga mencapai Rp13,13 triliun.
Langkah transformasi digital yang dilakukan terbukti berhasil mendorong profitabilitas, memperkuat kinerja keuangan, dan memperluas akses layanan keuangan digital.
Fitur unggulan di Raya App, seperti Saku Personal, Saku Bareng, hingga Saku Bisnis menjadi solusi bagi individu dan pelaku usaha dalam mengelola keuangan secara praktis. Sementara produk digital lending seperti Pinang Flexi, Pinang Dana Talangan, dan Pinang Maxima menunjukkan performa cemerlang dengan pertumbuhan triple digit.
Bank Raya juga berhasil menjaga kualitas aset dengan menurunkan NPL gross ke level 3,22% dan meningkatkan NPL coverage menjadi 455,46%. Rasio permodalan yang kuat seperti CAR sebesar 44,29% menjadi fondasi penting untuk ekspansi di tahun mendatang. (TRS)