Rizal Ramli dan Joko Widodo
Triasinfo.com, Jakarta - Ekonom senior Dr. Rizal Ramli melempar kritik pedas kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
Kenaikan BBM tersebut, menurut mantan Menko Perekonomian itu, alih-alih sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah, justru akan mempersulit kondisi ekonomi masyarakat.
Menurut Rizal Ramli, pemerintah Jokowi seharusnya bisa tidak menaikkan harga BBM lantaran banyak pos anggaran yang bisa dimaksimalkan. Ia menunjuk penghematan di sejumlah lembaga seperti PLN dan Pertamina, misalnya, juga bisa dilakukan.
“Esensinya sederhana, pemerintahan Jokowi tidak kreatif dan tidak berpihak pada rakyat. Bisanya hanya nambah utang mahal dan menaikkan harga yang bikin susah rakyat,” ujar Rizal Ramli melalui akun twitternya pada Minggu (4/9/2022) sebagaimana dilihat Triasinfo.com.
Dia menambahkan, ada solusi lain selain menaikkan harga BBM, misalnya efisiensi anggaran terhadap sejumlah lembaga yang tidak maksimal perannya.
"Efisiensi dalam bentuk lain juga bisa dilakukan misalnya menyarankan Jokowi memerintahkan komisaris dan direksi potong ineffesiensi Pertamina dam PLN sebesar 20 persen."
Hal tersebut, lanjutnya, mudah dilakukan asal dilakukan dengan cara transparan.
Rizal Ramli kemudian menyoroti alasan Presiden Jokowi menaikan harga BBM bersubsidi untuk menekan anggaran yang semakin membengkak menurutnya tidaklah logis.
“Pemerintah mestinya fokus mengurangi cicilan bunga dan pokok utang, yang tahun ini Rp 805 triliun atau 1/3 dari APBN, pos anggaran utama Jokowi. Jika dilakukan debt-swap, termasuk debt-to-nature swap, cicilan bisa berkurang 1/4 nya (Rp 200 triliun), BBM tidak perlu naik,” terangnya.
Rizal Ramli juga menyarankan Presiden Jokowi berani menghentikan beberapa proyek yang tidak terlalu urgen demi mengamankan APBN.
Dia juga mengkritik anggaran yang diberikan kepada Mahkamah Konsitusi (MK) yang menurut dia malah dinaikkan empat kali lipat. Padahal, menurutnya, kinerjanya tidak maksimal.
“(Seharusnya) Tidak perlu naikkan BBM. Tidak kreatif, tapi songong pula,” tandasnya.