Dalam Bincang Tipis-Tipis langsung dari lahan pertanian di Bulakamba Brebes Jawa Tengah dengan host Erman Tale Daulay menanyakan tagline Brebes Beres apakah sudah terealisasi dengan baik di Brebes.
Sinerji kuat yang dibangun jajaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Brebes membuahkan capaian 400 persen dari target yang diberikan. Target setara beras 24 ribu ton, capaian yang diperoleh 11,4 ribu ton setara beras.
Dalam Bincang Tipis-Tipis langsung dari lahan pertanian di Bulakamba Brebes Jawa Tengah
dengan host Erman Tale Daulay menanyakan tagline Brebes Beres apakah sudah terealisasi dengan baik di Brebes.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pemkab Brebes, Furqon menyampaikan untuk trend produksi di Brebes Alhamdulillah, produksi Januari sampai April ini meningkat , satu untuk luas tanam di April ini di atas 110 persen, itu diikuti dengan serapan gabah kita di tahun 2025 sudah terealisasi diatas 11 ribu ton dari target 2500 ton, itu artinya tercapai hingga 400 persen. Upaya yang dilakukan untuk merealisasikan hal itu adalah dengan kolaborasi bersama PPL, petani Banbinsa dan dukungan dari pemerintah kabupaten Brebes dan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian terutama dalam intervensi bantuan-bantuan alat-alat mesin pertanian, pompa air, benih dan ini sangat membantu.
"Satu hal yang tak kalah penting adalah harga gabah yang merangsang petani terus bersemangat meningkatkan hasil produksi, dengan harga gabah Rp6500 di tempat ," kata Furqon.
Kemudian, salah seorang petani di Brebes Hadi menyampaikan bahwa kendala-kendala yang dihadapi petani di Brebes seperti hama dan sulitnya mendapatkan air Alhamdulilah bisa teratasi berkolaborasi dengan PPL dan Babinsa.
"Kendapa utama yang dihadapi petani di Bulakamba adalah masalah ketersediaan air. Karena sumber airnya sangat jauh. Harapan kita pada musim tanam kedua ini, pemerintah terkait bisa memperbaiki saluran-saluran sekunder, saluran primer agar ketersediaan air bagi petani bisa terealisasi," kata Hadi.
Petani lainnya Sunaryo menyampaikan bahwa ia sangat setuju pembayaran Bulog lewat transfer. Meski sempat merasa kendala karena terbiasa bayar di tempat. Belakangan mereka menyadari pembayaran transfer untuk menghindari adanya oknum-oknum yang mencoba memengaruhi petani seperti uang preman.
"Kendala lainnya adalah adanya hama penggerak batang yang sampai hari ini masih sulit dibasmi. Anjuran dari PPL adalah melakukan upaya pencegahan dengan perawatan dan pemeliharaan tanaman yang tepat," paparnya,
Sama halnya dengan Rodi yang juga petani di Bulakamba merasa bangga adanya inisiatif dari pemerintah melalui Bulog yang membeli gabah petani. Alhamdulilah petani sekarang merasa senang dengan program serapan gabah dari Bulog.
Sementara Koptu Sugiarto, Babinsa yang ikut berkolaborasi dengan petani menyampaikan bahwa tugas yang ia emban selama ini adalah memotivasi petani agar disiplin dalam menjalankan usaha taninya. Petani kita sarankan agar disiplin dalam musim tanam, di mana seluruh petani melakukan penanaman serentak untuk menghindari hama.
Di akhir bincang-bincang dengan petani, Kepala Dinas Pertanian Brebes Furqon menyampaikan bahwa salah satu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan hasil produksi pertanian yang sudah dicapai sekarang, komunikasi dan kolaborasi antara PPL, petani, dan Babinsa selalu dijalin secara berkesinambungan.
"Kalau dari kami, Dinas Pertanian Brebes selalu melakukan monitoring dan pengawasan dan berkomunikasi dengan para petani terkait kendala apa yang mereka hadapi di lapangan," paparnya.
Terkait dengan adanya konversi lahan menjadi perumahan, jalan tol serta peruntukan lainnya, Furqon menyampaikan bahwa luas baku sawah di Brebes saat ini ada sekitar 61 ribu hektar. Luas lahan ini tetap kita pertahankan agar tidak sampai terkena konversi.
Seperti keluhan yang disampaikan petani, yaitu sulitnya mendapatkan air untuk lahan pertanian saat ini kata Furqon upaya yang dilakukan adalah memanfaatkan air permukaan seperti air sungai. Di mana, air sungai tersebut dialirkan ke sawah-sawah di sekitarnya dengan bantuan alat pompanisasi. Berdasarkan data yang ada pada kita, tahun 2024 lalu sampai saat ini sudah ada sekitar 40 titik irigasi perpompaan yang bisa mengairi sawah di Bulakamba, Brebes, Jawa Tengah.
"Untuk kawasan yang jauh dari sungai, upaya yang dilakukan adalah dengan membuat sumur dan airnya disalurkan lewat bantuan pompanisasi," katanya.
Salah seorang PPL menimpali bahwa program swasembada pangan yang digaungkan pemerintahan Prabowo Subianto dengan Asta Citanya semoga tidak hanya satu atau dua tahun saja, tapi seterusnya kita mewujudkan swasembada pangan.