Perkumpulan Baginda Raja Sojuangon Rambe menyatu dalam perbedaat. Paguyuban ini berbaur tanpa skat status sosial dan latar belakang. Sebuah cerminan Bhineka Tunggal Ika
JAKARTA-Acara Halal Bi Halal (HBH) Parsadaan Baginda Raja Sojuangon Rambe yang digelar di Gedung PGRI Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (26/4/2025) bertabur senyum dan tepuk tangan. Halal Bi Halal ini didukung penuh oleh barisan kahanggi, .mora dan anak boru yang dalam adat Batak disebut "Dalihan Na Tolu". Dari barisan anak boru, misalnya, sang Bendahara, Adv. Epi Rambe, SH, bergerak aktif demi suksesnya acara yang menampilkan pertunjukan budaya gondang. Epi selalu menerapkan adat Dalihan Na Tolu. Tukkot di Nalandit Suluh di Nagolap. Anakboru sidoldolan nasora loja.
Acara HBH ini dihadiri para tokoh-tokoh Par Paluta diantaranya H. Hamsiruddin, Siregar, SH yang dalam sambutannya mengatakan Perkumpulan atau Halal Bi Halal seperti ini akan dilakukan secara terus-menerus dan dilaksanakan dengan menggabungkan perantau dari 12 Kecamatan di Paluta yang ada di Jabodetabek.
"Dengan kegiatan halal bi halal ini, kebersamaan lintas marga menjadi salah satu upaya kita dalam melestarikan kearifan lokal. Falsafah Dalihan Na Tolu akan tetap lestari dengan adanya pertemuan-pertemuan seperti ini," paparnya.
Perkumpulan Banginda Raja Sojuangon Rambe sudah terdaftar resmi di Kemenkumham setelah mengadakan acara Silaturahmi Rambe Se-Nusantara tahun 2019. Motto Perkumpulan Rambe ini Tunas Ni Rambe Marsigomgoman.
Ketua Umum Perkumpulan Baginda Raja Sojuangon Rambe Samsir Rambe, M.Sc yang dipilih pada tahun 2010 sampai saat ini berharap generasi muda lebih maju, menghargai seni budaya yang ada dan menjunjung tinggi adat istiadat dengan berpedoman pada Dalihan Na Tolu.
Ketua Pengawas Perkumpulan Baginda Raja Sojuangon Rambe Ropaun Rambe berharap dengan adanya Halal Bi Halal yang digelar setiap tahun dapat mempererat silaturrahmi diantara anggota, bisa mempertahankan kultur budaya serta mengimplementasikan adat zaman dulu dengan mendirikan Mahkamah Desa.
"Perkumpulan Baginda Raja Sojuangon Rambe sudah ada kemajuan dalam seni budaya dan sudah memiliki Gondang Tapsel. Acara Halal Bi Halal yang baru digelar juga diisi oleh Gondang Tapsel milik marga Rambe," paparnya.
Menurut Ropaun Rambe, perkumpulan Baginda Raja Sojuangon Rambe ini, anggotanya sangat beragam dan berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan. Akan tetapi tetap satu tanpa memandang perbedaan tersebut.
Salah seorang tokoh nasional asal Tabagsel, Akhmad Gojali Harahap yang hadir dalam kegiatan tersebut dalam sambutannya memberi apresiasi pada pemilik hajat, marga Rambe, yang mengsung tema pelestarian budaya. Mantan Sekjen PB PMII ini membanggakan paguyuban ini lantaran memiliki kegelisahaan atas memudarnya kearifan lokal.
Sekjen PM 08 ini pun mengajak semua pihak untuk menghidupkan kembali budaya yang di masa silam terbukti mampu membangun keakraban sosial warga desa. Cara menghidupkannya adalah lewat diskusi, membedah topik dengan melibatkan generasi muda. Jugu dengan cara menginternalisasikan nilai budaya dan fhilosopi Tapanuli tersebut.
Gojali menunjuk falsafah, "Tappal mar sipagodangan, udut marsipanjangan," mengajarkan sikap saling membesarkan, bahu-membahu dan saling peduli. Identitas budaya tidak boleh hilang, jika ada yang raib harus dimunculkan kembali alias reborn.
Sebelum naik panggung, Gojali menyempatkan diri berbisik tipis-tipis dengan tokoh sentral marga Rambe, Ropaun Rambe terkait peserta acara. Apakah acara ini sebatas kabupaten, Tabagsel, provinsi dan nasional? Jawabnya, tanpa batas. Sebab marga Rambe ada di seantro jagat.