Ali Ghufron Mukti Direktur Utama BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dan berupaya melakukan pemerataan akses kesehatan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Untuk mewujudkan target tersebut, di tahun 2025 ini, Lembaga yang dikomandani Ali Ghufron Mukti selaku Direktur Utama itu fokus memantapkan kualitas layanan dan ketahanan
Dana Jaminan Sosial (DJS). Untuk itu, BPJS Kesehatan telah menetapkan empat strategi utama guna mengoptimalkan kinerja dan meningkatkan kepuasan peserta JKN. “BPJS Kesehatan terus melakukan upaya agar semakin banyak masyarakat yang mendapatkan perlindungan jaminan kesehatan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan reaktivasi peserta yang telah nonaktif, baik karena mutasi maupun tunggakan iuran, melalui peningkatan kepatuhan pembayaran,” tegas Ali Ghufron Mukti kepada Trias belum lama ini.
Selain itu, pihaknya juga memperluas kepesertaan di sektor UMKM yang menjadi target utama agar semakin banyak pelaku usaha mikro mendapatkan akses layanan kesehatan. “Peningkatan literasi JKN dan komitmen politik pemerintah juga menjadi perhatian. BPJS Kesehatan terus melakukan sosialisasi agar masyarakat memahami pentingnya JKN serta meningkatkan kesadaran untuk membayar iuran secara rutin.
Program Universal Health Coverage (UHC) di tingkat desa juga didorong agar semua masyarakat, termasuk di daerah terpencil, dapat tercover oleh JKN,” tambahnya. Guna memastikan keberlanjutan program JKN, BPJS Kesehatan menggandeng berbagai kementerian dan lembaga guna memperkuat ketahanan Dana Jaminan Sosial (DJS). Beberapa kebijakan yang dikembangkan antara
lain, penyesuaian besaran iuran sesuai dengan kondisi ekonomi dan kebutuhan program, implementasi bauran kebijakan untuk menjaga keseimbangan finansial BPJS Kesehatan dan perluasan dukungan pemangku kepentingan, baik dari pemerintah pusat, daerah, maupun sektor swasta.
“Kolaborasi ini bertujuan agar BPJS Kesehatan dapat terus memberikan layanan berkualitas tanpa terkendala masalah finansial,” sergah Ghufron menambahkan. Salah satu tantangan terbesar dalam program JKN adalah pemerataan akses layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil dan wilayah dengan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBTFMS).
Untuk mengatasi hal ini, BPJS Kesehatan melakukan pendekatan geospasial dalam memperluas kerja sama dengan fasilitas kesehatan. Selain itu, digitalisasi pelayanan kesehatan juga menjadi solusi agar masyarakat di daerah terpencil tetap mendapatkan pelayanan yang optimal. Beberapa langkah digitalisasi yang dilakukan meliputi, integrasi layanan antrean online melalui Aplikasi Mobile JKN, sehingga peserta tidak perlu menunggu lama di fasilitas kesehatan.
Selain itu juga dilakukan, layanan telekonsultasi dengan dokter FKTP melalui fitur Telehealth, memungkinkan peserta berkonsultasi langsung tanpa harus datang ke fasilitas kesehatan. Dan yang tidak kalah penting ada melakukan Standardisasi penjaminan manfaat dan peningkatan kepatuhan fasilitas kesehatan dalam menyediakan layanan sesuai standar yang ditetapkan. “Melalui berbagai inovasi ini, BPJS Kesehatan berupaya memberikan layanan yang mudah, cepat, dan setara bagi semua peserta,” ujarnya.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi operasional, BPJS Kesehatan juga melakukan transformasi internal dengan menerapkan Governance, Risk, and Compliance (GRC) berbasis teknologi. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain: otomasi sistem dan integrasi teknologi yang lebih aman dan adaptif, komunikasi organisasi yang lebih efektif untuk meningkatkan engagement dengan stakeholder, penataan SDM yang lebih produktif dan inovatif, guna memastikan tenaga kerja yang kompeten dalam menghadirkan layanan terbaik bagi masyarakat. Dari semua itu yang tidak kalah penting dilakukan adalah dengan penerapan konsep EcoGreen Office serta persiapan operasional kantor pusat BPJS Kesehatan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
“BPJS Kesehatan terus berbenah demi menciptakan sistem layanan kesehatan yang lebih inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan. Dengan strategi yang telah dirancang, termasuk penguatan kepesertaan, digitalisasi layanan, serta kolaborasi dengan berbagai pihak,
diharapkan BPJS Kesehatan dapat semakin optimal dalam memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia,” tandas Ghufron.