Tokoh PPP Yunus Razak Optimistis Partai Bangkit pada Pemilu 2029

Yunus Razak (Kanan) bersama Erman Tale Daulay

nasional

Tokoh PPP Yunus Razak Optimistis Partai Bangkit pada Pemilu 2029

Yunus menilai PPP masih memiliki basis yang solid di sejumlah wilayah seperti Aceh, sebagian Jawa Tengah, Madura dan Sulawesi Selatan.
 

Tiriasinfo, Jakarta - Nada optimis datang dari tokoh  Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Yunus Razak. Dalam kalkulasinya,  PPP memiliki peluang besar untuk kembali melenggang ke Senayan pada Pemilu 2029. 
Hal itu ia sampaikan pada program Bincang Tipis-Tipis di kanal YouTube Tale Trias Info  yang dipandu host Erman Tale Daulay.
Yunus mengatakan, banyak masyarakat yang terkejut ketika mengetahui PPP tidak lolos ke Senayan pada Pemilu 2024. Menurutnya, reaksi spontan tersebut menunjukkan bahwa PPP masih memiliki ikatan emosional dengan sebagian pemilih. 
“Begitu dengar PPP tidak lolos, mereka kaget. ‘Kok bisa? Itu kan partai kita dulu.’ Dari rasa kaget itu, kita berharap muncul keinginan untuk menyelamatkan PPP di 2029,” ujarnya.
Ia juga menilai kondisi internal PPP semakin kondusif. Yunus mengibaratkan suasana permukaan partai yang kini lebih rapi turut membawa perbaikan pada dinamika internal. 

Ia menyebut “panggung belakang” PPP sudah mulai mencair setelah sebelumnya dilanda ketegangan. 

“Sekarang di belakang juga mulai ada asap kebaikan. Teman-teman yang dulu bersitegang kini sudah kompak,” katanya.

Yunus turut menyoroti kuatnya praktik politik uang yang masih mewarnai Pemilu di Indonesia. Ia menilai sebagian pemilih masih bersikap pragmatis dan mengutamakan imbalan materi ketimbang rekam jejak kandidat. Politik gagasan kalah sama kepentingan sesaat.
Praktik seperti itu, menurutnya, merusak kualitas demokrasi dan membuat kader yang berproses dari bawah sulit bersaing. Ia bahkan menilai sistem proporsional tertutup layak dipertimbangkan agar partai dapat mengirimkan kader ideologis ke parlemen.
Sebagai Caleg pada 2024, Yunus mengakui kerasnya kompetisi elektoral. Ia menyebut biaya politik semakin tinggi dan menjadi hambatan besar bagi kandidat berkualitas. 
“Ada yang keluar 30 miliar tidak jadi. Ada yang 60 miliar baru jadi. Ada juga yang 5 miliar jadi. Itu fakta,” ujarnya. 
Menurutnya, tingginya biaya politik mendorong praktik balas budi setelah seseorang terpilih, sehingga mengganggu fokus pada kepentingan publik.

Meski PPP gagal merebut kursi DPR RI pada Pemilu 2024, Yunus menegaskan partainya masih kuat di daerah. Ia menyebut PPP meraih sekitar 8,6 juta suara di tingkat kabupaten/kota, sementara secara nasional memperoleh 5,8 juta suara. 
Dengan sinergi suara yang lebih optimal, ia meyakini PPP berpeluang kembali tumbuh. 
“Kalau disatukan, 6,5 juta suara saja sudah cukup untuk lolos ke DPR. Bahkan bisa sampai 20 sampai 30 kursi kalau suara daerah itu mengalir ke nasional,” katanya.
Yunus menilai PPP masih memiliki basis yang solid di sejumlah wilayah seperti Aceh, sebagian Jawa Tengah, Madura, dan Sulawesi Selatan. Ia berharap kerja struktural dan konsolidasi partai di tingkat pusat hingga daerah dapat memperkuat peluang PPP pada Pemilu 2029.

Partai Persatuan Pembangunan

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga :