Wujud Keberhasilan Restrukturisasi Keuangan   Kinerja Waskita Karya Mulai Tunjukkan Sinyal Positif

nasional

Wujud Keberhasilan Restrukturisasi Keuangan Kinerja Waskita Karya Mulai Tunjukkan Sinyal Positif

Waskita optimistis mengembalikan kepercayaan pasar sekaligus memperkuat kontribusi terhadap pembangunan infrastruktur nasional.

JAKARTA-PT Waskita Karya (Persero) Tbk kembali gemilang. Salah satu perusahaan konstruksi milik negara ternama tersebut  mulai memetik hasil nyata dari upaya restrukturisasi keuangan yang mereka implementasikan sejak 2021 dan disempurnakan pada 2024. 

Akhirnya, kerja keras dan soliditas yang kuat dalam menghadapi tantangan, mulai memberikan hasil positif yang membanggakan. “Waskita berhasil mencatatkan laba bruto sebesar 14,4 persen year on year (yoy) atau Rp83,1 miliar pada kuartal II 2025. Dengan begitu, nilainya menjadi sebesar Rp661,3 miliar dari sebelumnya Rp578,2 miliar,” terang Direktur Keuangan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk Wiwi Suprihatno kepada  Majalah Trias.  

Capaian tersebut menjadi sinyal positif kebangkitan perseroan di tengah proses penyehatan keuangan dan penataan ulang portofolio bisnis mereka. Langkah restrukturisasi yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah mampu  membuat Waskita kini lebih selektif dalam memilih proyek. “Melalui Komite Manajemen Risiko Konstruksi, perusahaan berupaya memastikan hanya mengambil proyek yang tidak membebani keuangan maupun operasional. Prinsip kehati-hatian ini menjadi kunci agar perseroan tetap solid, mengingat beban utang yang masih cukup besar,” terang Wiwi.

Sejak efektifnya Master Restructuring Agreement (MRA) pada akhir 2024, total utang Waskita turun 1,4 persen year to date (ytd), dari Rp69,3 triliun menjadi Rp68,3 triliun pada kuartal II 2025. Khusus utang usaha (vendor), terjadi penurunan signifikan sebesar 9,7 persen, dari Rp4,1 triliun menjadi Rp3,7 triliun. 

“Utang vendor past due (jatuh tempo) sejak 2022 juga telah ditekan dari Rp2,1 triliun menjadi Rp73 miliar per Mei 2025. Hal ini menunjukkan, restrukturisasi keuangan membawa manfaat besar pada pengelolaan kas perseroan,” tutur Wiwi.

Dengan mekanisme cash waterfall dan sentralisasi pembayaran, lanjutnya, Waskita mampu mengoptimalkan kas yang terkumpul di escrow perbankan. “Kondisi ini memungkinkan perusahaan memenuhi kewajiban baik kepada negara maupun mitra usaha. Salah satu bukti nyata adalah pelunasan utang pajak sekitar Rp2,9 triliun pada 2024. Jumlah tersebut meningkat 116,1 persen dibandingkan pembayaran pajak tahun sebelumnya, sekaligus menjadi kontribusi signifikan Waskita bagi penerimaan negara,” katanya.

Ia mengungkapkan, saat ini Waskita masih memiliki kewajiban pajak berjalan (current tax) yang akan ditutup melalui hasil pengelolaan kas dari proyek-proyek yang sedang berlangsung. Perusahaan pun terus memacu perbaikan likuiditas dengan tetap mengontrol arus kas secara ketat.

Kata Wiwi, hingga Juni 2025, Waskita mengelola 51 proyek yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Portofolio proyek mencakup pembangunan gedung, konektivitas jalan, hingga sumber daya air seperti bendungan dan irigasi. Beberapa proyek strategis yang tengah dikerjakan antara lain LRT Velodrome–Manggarai, Jalan Tol Palembang–Betung, dan Bendungan Jragung. Selain proyek dalam negeri, Waskita juga memperluas pasar ke luar negeri dengan mengerjakan pembangunan fasilitas di Bandara Internasional Presidente Nicolau Lobato (PNLIA) di Timor Leste.

Menurutnya, Perusahaan baru saja mengamankan kontrak di Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk proyek Peningkatan Jalan Paket D di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1B–1C. Kontrak ini semakin mengukuhkan posisi Waskita sebagai salah satu pemain utama dalam pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Sebagai informasi, Waskita Karya telah mendapatkan persetujuan dari 22 kreditur perbankan MRA dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp31,65 triliun. Sementara untuk restrukturisasi yang dilakukan pada Obligasi Non-Penjaminan senilai Rp3,35 triliun, juga telah mendapatkan persetujuan atas tiga seri obligasi melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO).

Tidak hanya berhasil meningkatkan laba bruto, Perseroan pun sukses menurunkan beban keuangan hingga 18,3 persen yoy, dari Rp2,3 triliun pada kuartal dua tahun lalu menjadi Rp1,9 triliun. Pencapaian ini menjadi sinyal bahwa restrukturisasi Waskita mulai menunjukkan hasil nyata. Langkah disiplin memilih proyek, pengelolaan kas yang lebih efisien, serta fokus menuntaskan kewajiban, menjadi fondasi penting dalam perjalanan pemulihan dan kebangkitan perusahaan konstruksi pelat merah ini. 

WaskitaKarya RestrukturisasiKeuangan CashWaterfalldanSentralisasiPembayaran CurrentTax Portofolio Proyek IKN PSN KMKP WiwiSuprihatno

Bagikan Artikel Ini