Mengenal Sosok Pdt. Dr. Fernando Sibarani, Mengabdi dan Melayani Untuk Membawa Perubahan di GMI

Pdt. Dr. Fernando Sibarani

lintasdaerah

Mengenal Sosok Pdt. Dr. Fernando Sibarani, Mengabdi dan Melayani Untuk Membawa Perubahan di GMI

Silaturahmi dan komunikasi yang dibangun dalam sebuah acara coffee morning di kawasan Jalan Amal Medan, Sabtu (19/7/2025) mempertemukan beberapa anak Tuhan yang sudah lama melayani di Gereja Methodist Indonesia (GMI)
 

 

MEDAN-Silaturahmi dan komunikasi yang dibangun dalam sebuah acara coffee morning di kawasan Jalan Amal Medan, Sabtu (19/7/2025) mempertemukan beberapa anak Tuhan yang sudah lama melayani di Gereja Methodist Indonesia (GMI) dan bertukar informasi terkait keberadaan GMI saat ini, yang dalam waktu dekat akan menggelar Konferensi Agung (Konag) pemilihan Bishop, pemimpin GMI di masa depan. 

Tuan rumah dalam kegiatan tersebut adalah Pdt. Dr. Fernando Sibarani beserta isteri menjamu para tamu undangan pendeta-pendeta dan orang-orang yang sudah lama berkecimpung pada lembaga pendidikan dibawah naungan GMI.

Di antara undangan yang hadir, ada pengacara Burhan Sidabariba, mantan Rektor Universitas Methodist Indonesia Pantas Simanjuntak serta undangan lainnya.
 
Secara khusus, pertemuan tersebut memberi dukungan kepada Pdt. Fernando Sibarani untuk maju menjadi salah satu calon Bishop pada Konag yang akan digelar Oktober mendatang. Dukungan terhadap Pdt. Fernando Sibarani juga mengalir dari 12 Distrik yang ada di GMI Wilayah 1. Harapan beberapa pendeta yang hadir dalam coffee morning tersebut adalah perubahan. Perubahan agar GMI tidak lagi dipimpin oleh rezim yang lama. Kalau bukan sekarang, lalu kapan lagi GMI bisa mengalami perubahan.

Untuk mengenal lebih dekat sosok Pdt. Dr. Fernando Sibarani, yang selama ini mengabdi sebagai dosen di STT GMI Bandar Baru, menyampaikan beberapa buah pemikirannya terhadap perubahan yang perlu dijalankan secepatnya di tubuh gereja.

"Berbicara tentang Gereja Methodist Indonesia, kita bisa menggolongkan ke dalam dua bagian besar pelayanan, yaitu pelayanan gerejawi dan pelayanan lembaga. Perlu digarisbawahi bahwa dua pelayanan ini jika tidak memiliki dasar yang kuat secara teologis, terutama dalam pelayanan di gereja, maka akan sering terjadi bias dalam pelaksanaan-pelaksanaan pelayanan dalam dua hal ini," katanya.

Menurut Gereja Methodist Indonesia, apa itu gereja? Lanjut Fernando Sibarani, kalau itu belum terumuskan dengan tepat sesuai dengan apa yang dihadapi sekarang, yaitu berhadapan dengan konteks dimana gereja itu berada. 

"Rumusan tentang gereja yang dibuat puluhan tahun lalu, apakah tetap itu yang berlaku sampai sekarang sementara jaman sudah berubah. Sehingga seringkali langkah-langkah pelayanan kita di gereja itu seiring dengan perkembangan jaman tidak lagi kontekstual, tidak menyentuh jemaatnya secara esensial, baik tentang perilaku hidupnya dalam memperoleh keselamatan itu," paparnya.

Dengan adanya dasar teologis yang kuat dalam pelayanan gereja, kata Fernando Sibarani alumni S-2 dan S-3 UKDW Yogyakarta ini, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan gereja perlu ditata dengan baik, jadi harus ditetapkan dulu dasarnya atau pondasinya.

Begitu juga dengan pelayanan lembaga-lembaga itu, kata Fernando Sibarani. Methodist selama ini dikenal dengan lembaga pendidikannya, seperti universitas dan sekolah-sekolah lainnya. Apa yang menjadi persoalan di lembaga-lembaga itu sama juga dengan pelayana  di gereja tadi, seringkali melupakan dasar teologis dalam pendiriannya.

"Sebetulnya, pelayanan di lembaga itu sama persis dengan pelayanan  di gereja. Lembaga itu adalah tempat dimana pekabaran injil terselenggara, jadi tidak seperti yang melekat selama ini adalah sebagai sumber dana semata. Bukan itu yang utama, tapi yang paling penting tujuannya adalah bagaimana lembaga itu sama seperti gereja menjadi tempat mengubah karakter masyarakat, mengabarkan injil dan keselamatan. Lembaga pendidikan itu jangan hanya berorientasi pada bisnis semata, ketika dasar teologis yang selama ini melekat dengan lembaga bergeser maka akan timbul masalah," paparnya.

Menanggapi keberadaan kepemimpinan di tubuh gereja saat ini, Pdt. Fernando Sibarani menyampaikan bahwa GMI sudah saatnya melakukan pembenahan sumber daya manusia. Tidak hanya di tubuh gereja, tapi juga di lembaga-lembaga yang selama ini terkesan lebih mengedepankan keterikatan keluarga dalam memegang sebuah jabatan, sementara kompetensi SDM-nya tidak memadai.

"Untuk melakukan perubahan di tubuh gereja dan di lembaga perlu kemali menata ulang keberadaan SDM yang ada selama ini apakah sudah tepat, the right man in the right place. Artinya, dalam program jangka pendek, menengah dan jangka panjang kita harus benar dalam menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat," tandasnya.

Lebih lanjut Fernando Sibarani menyampaikan bahwa salah satu kerinduannya terjun langsung dan ikut mencalonkan diri berdasarkan dukungan dari banyak kalangan adalah ingin membawa perubahan, tidak hanya di tubuh gereja tapi juga di lembaga yang ada dibawah naungan GMI.

Bishop GMI Pdt.Dr.Fernando Sibarani Dosen STT GMI Calon Bishop Perubahan

Bagikan Artikel Ini