Pinwil Bulog Sumut, Budi Cahyanto
MEDAN-Dalam Bincang Tipis-Tipis Erman Tale Daulay dengan Pimpinan Wilayah Bulog Sumatera Utara, Budi Cahyanto, terkait penyaluran beras Bulog dan pengadaan beras Bulog di Sumatera Utara.
Dalam perbincangan itu, Budi Cahyanto menyampaikan bahwa pengadaan Bulog di Sumatera Utara sudah ada di 34 Kabupaten/Kota, dulu untuk pengadaan itu hanya ada di wilayah Sergai, Deli Serdang, Simalungun, sekarang 34 kabupaten/kota tersebut sudah masuk dalam pengadaan pangan, kecuali Medan dan Sibolga. Tapi seluruhnya sudah ikut, bahkan sampai ke Nias ada pengadaan, bahkan Karo juga ada pengadaan di sana.
"Jadi, semua kabupaten/kota ini ikut berkontribusi dalam cadangan beras pemerintah, ini adalah suatu hal yang sangat luar biasa. Bahkan, dalam 3 bulan ini sudah masuk dalam penyediaan cadangan terbesar," tegasnya.
Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal sampai saat ini sudah berkontribusi terhadap cadangan beras pemerintah terutama dengan diberlakukannya HPP Bulog Rp6500/kg. Dampaknya adalah, petani lebih bergairah. Karena, petani merasa cukup gembira dengan harga tersebut karena penghasilan mereka bertambah.
"Akhirnya, dengan harga dari pemerintah tersebut petani jadi sungguh-sungguh dalam mengelola lahan pertaniannya. Mereka akhirnya setelah panen akan memutuskan untuk segera bertanam padi lagi karena mereka sudah yakin bahwa hasil pertanian mereka akan dibeli oleh Bulog," tegasnya.
Terkait dengan penyaluran beras Bulog, terutama yang memiliki wilayah kepulauan, yaitu Kepulauan Nias. Lantas, bagaimana Bulog bisa menjangkau daerah paling terpencil sekalipun di Pulau Nias ini.
Jadi, lanjutnya beras SPHP ini sebenarnya tugas dari Badan Pangan Nasional, bagaimana Bulog bisa menyediakan beras murah dari sumber beras cadangan pemerintah, dalah hal ini Bulog diberikan tugas tidak hanya menjadikan beras SPHP menjaga inflasi pangan terutama beras, tapi juga bagaimana beras tersebut bisa menjangkau masyarakat sampai ke seluruh pelosok tanah air, bahkan sampai yang terpencil, terjauh dan tertinggal.
"Kami terus berupaya dengan berbagai cara agar beras tersebut benar-benar sampai ke tangan masyarakat dimana pun berada, sehingga tidak hanya dinikmati masyarakat perkotaan, tapi sampai dengan wilayah terjauh. Dan, mudah-mudahan ini nantinya bisa menjadi produk yang bekerjasama dengan koperasi merah putih," paparnya.
Di satu sisi, selain bisa meningkatkan perekonomian masyarakat melalui koperasi merah putih dan peran Bulog semakin nyata karena beras ini tersebar sampai ke pelosok-pelosok.
"Salah satu daerah contoh paling jauh adalah di pulau Telo Nias, termasuk pulau-pulau lainnya seperti pulau Hibala dan Simuk.