Melalui serangkaian program unggulan, PLN UID S2JB menargetkan rasio desa berlistrik (RDB) mencapai 100%, khususnya di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), dalam beberapa tahun mendatang. Diakui General Manager PLN UID S2JB, Adhi Herlambang, langkah strategis ini dilakukan untuk mendukung pemerataan energi dan menjawab tantangan pertumbuhan kebutuhan listrik yang semakin meningkat, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah.

Salah satu fokus utama PLN UID S2JB adalah peningkatan keandalan jaringan listrik. Untuk itu, PLN mengadopsi pendekatan Risk-Based Maintenance yang melibatkan tiga pilar pemeliharaan : preventif, korektif, dan prediktif.

Pemeliharaan preventif dilakukan secara terjadwal untuk mencegah gangguan, seperti inspeksi jaringan dan pemangkasan vegetasi (RoW). Pemeliharaan korektif dilakukan ketika terjadi gangguan atau kerusakan. Sedangkan pemeliharaan prediktif memanfaatkan teknologi canggih untuk mendeteksi potensi masalah sebelum berdampak pada pelanggan.

PLN UID S2JB tidak hanya berfokus pada penyediaan listrik, tetapi juga pada aspek keberlanjutan dan pemerataan akses.

“Dukungan Pemerintah Daerah juga menjadi pilar penting. Salah satu contohnya adalah Surat Edaran Gubernur Sumatera Selatan Nomor 500.10/028/SE/DESDM/2025 terkait jarak aman tanaman terhadap jaringan listrik. Ini menjadi bentuk nyata kolaborasi dalam menjaga keandalan pasokan dan keamanan jaringan,” tandasnya Adhi Herlambang kepada Trias.

Dalam mendukung transformasi digital dan efisiensi operasional, PLN UID S2JB juga mengembangkan berbagai infrastruktur berbasis teknologi, di antaranya; SPKLU dan SPBKLU. Ini merupakan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik sebagai bagian dari komitmen mendorong gaya hidup ramah lingkungan.

Ilustrasi PLTS Atap. (Foto dok PLN)

Ada juga PLTS Atap, yang fokusnya ditujukan untuk mendorong pemanfaatan energi surya untuk pelanggan rumah tangga. Di sisi lain, juga disiapkan PLN Mobile - aplikasi berbasis digital yang kini terintegrasi dengan Virtual Command Center untuk pemantauan keluhan secara real-time. AMI (Advanced Metering Infrastructure), meter listrik cerdas yang menyediakan data konsumsi listrik secara akurat dan dua arah. Kemudian yang tidak kalah penting, SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition), sebagai Sistem kendali jarak jauh untuk mengelola jaringan distribusi listrik secara real-time dan luas. “Semua sistem ini menjadikan PLN S2JB semakin responsif terhadap kebutuhan masyarakat serta lebih efisien dalam pemantauan dan penanganan gangguan listrik,” tandasnya.

Meski terus mendorong transisi energi, PLN UID S2JB menyadari, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) masih dihadapkan pada tantangan besar. Biaya investasi yang tinggi dan sifat sumber EBT seperti surya dan angin yang intermiten membuat pengelolaan pasokan menjadi lebih kompleks.

Selain itu, pasokan energi bersih masih belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan pelanggan di semua lini. Maka dari itu, edukasi masyarakat tentang electrifying lifestyle menjadi penting. Program ini mengajak masyarakat untuk beralih menggunakan peralatan berbasis listrik yang lebih hemat dan ramah lingkungan, seperti kompor induksi dan kendaraan listrik.

PLN UID S2JB tidak hanya berfokus pada penyediaan listrik, tetapi juga pada aspek keberlanjutan dan pemerataan akses. Dengan pendekatan strategis, transformasi digital, dan kolaborasi lintas sektor, PLN berupaya menjadi katalis utama pembangunan ekonomi daerah melalui energi yang bersih, andal, dan terjangkau.

Dengan visi jangka panjang dan kerja nyata di lapangan, PLN UID S2JB berupaya untuk terus membuktikan komitmennya sebagai garda depan dalam transformasi sektor kelistrikan di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu. Masa depan energi hijau dan digital bukan sekadar wacana, tetapi sedang diwujudkan hari demi hari. (TS)

Salah satu fokus utama PLN UID S2JB adalah peningkatan keandalan jaringan listrik.

Baca Juga :