Koesnanto, S.H., M.Kn, Direktur Utama PT BPR BKK Jateng.
Perbankan di Indonesia terus mengalami perkembangan pesat seiring dengan digitalisasi layanan dan meningkatnya inklusi keuangan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2023, indeks inklusi keuangan Indonesia meningkat signifikan. Namun, di balik pencapaian tersebut, industri perbankan tetap menghadapi tantangan besar, seperti risiko kredit, persaingan ketat, serta penyesuaian terhadap regulasi baru.
Sebagai Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang memiliki peran strategis dalam mendorong perekonomian daerah, PT BPR BKK Jateng (Perseroda) berupaya menghadapi tantangan tersebut dengan berbagai inovasi dan strategi adaptif. Direktur Utama PT BPR BKK Jateng, Koesnanto, S.H., M.Kn., menegaskan, perusahaannya siap bertransformasi guna memberikan layanan yang lebih baik dan lebih luas bagi masyarakat.
"Kami melihat digitalisasi dan penguatan layanan kredit produktif menjadi kunci dalam menghadapi tantangan perbankan saat ini. Dengan berbagai strategi inovatif, kami ingin memastikan BPR BKK Jateng tetap relevan dan menjadi pilihan utama masyarakat," ujar Koesnanto dalam wawancara dengan Trias.
Kami ingin memastikan bahwa masyarakat, terutama pelaku UMKM dan pekerja, memiliki akses ke layanan keuangan yang fleksibel dan terpercaya. Dengan inovasi yang terus kami lakukan, kami optimistis dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memperkuat perekonomian daerah.
Untuk meningkatkan daya saing dan memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat, BPR BKK Jateng telah merumuskan beberapa langkah strategis, antara lain; Pertama, Ekspansi Layanan dan Digitalisasi Perbankan. Melalui langkah ini BPR BKK berupaya untuk memperluas jangkauan dengan pembukaan jaringan kantor baru di lokasi strategis seperti Kabupaten Tegal, Kabupaten Wonogiri, dan Kota Sragen. Selain itu, langkah yang mengiringinya dengan mengembangkan tabungan digital yang memudahkan transaksi dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Kedua, Penguatan Layanan Kredit Produktif. Untuk langkah ini, BPR BKK Jateng memfokuskan diri pada pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), berkontribusi 61,97% terhadap PDB nasional. Disamping itu juga menyediakan kredit berbasis supply chain guna mendukung pertumbuhan UMKM dan memperkuat ekosistem bisnis di daerah.
Ketiga, Inovasi Produk Keuangan. Disini, perusahaan berupaya untuk mengembangkan produk Kredit Kesejahteraan Karyawan untuk membantu pegawai dalam memenuhi kebutuhan mendesak seperti perumahan dan kendaraan. Kemudian juga, mereka mengedepankan perencanaan peluncuran kredit umroh sebagai solusi keuangan bagi masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji kecil.
Keempat, Kemitraan dengan Berbagai Pihak. Disini, BPR BKK Jateng meningkatkan jalinan kerja sama dengan mitra strategis, termasuk pemerintah daerah dan lembaga keuangan lainnya, guna memperluas jangkauan layanan serta meningkatkan akses masyarakat terhadap produk perbankan. Komitmen BPR BKK Jateng dalam menghadapi tantangan perbankan tercermin dari kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2024. Perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 1,64% secara tahunan (year-on-year), yang setara dengan peningkatan nilai aset sebesar Rp40,5 miliar.
Pengembangkan tabungan digital BPR BKK Jateng memudahkan transaksi dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Selain itu, efisiensi operasional yang terus diperbaiki membuat BPR BKK Jateng mampu membukukan laba sebesar Rp48,96 miliar, menunjukkan kinerja yang sehat dan berkelanjutan. Dari sisi jumlah nasabah, BPR BKK Jateng mengalami peningkatan sebesar 1,17% dalam satu tahun terakhir, atau bertambah sekitar 5.078 nasabah baru.
Hal ini menandakan bahwa inovasi digital yang diterapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi layanan, tetapi juga menarik lebih banyak masyarakat untuk menggunakan produk perbankan BPR BKK Jateng. Sebagai lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian daerah, BPR BKK Jateng terus berinovasi agar dapat memberikan layanan perbankan yang lebih inklusif dan berkualitas.
"Kami ingin memastikan bahwa masyarakat, terutama pelaku UMKM dan pekerja, memiliki akses ke layanan keuangan yang fleksibel dan terpercaya. Dengan inovasi yang terus kami lakukan, kami optimistis dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memperkuat perekonomian daerah," tutup Koesnanto.