Kiat Memenangkan Kontestasi Politik Ala Syahrul M. Pasaribu

Syahrul M. Pasaribu dalam program podcast 'Bincang Tipis-tipis' di kanal youtube Tale Trias Info

nasional

Kiat Memenangkan Kontestasi Politik Ala Syahrul M. Pasaribu

Syahrul Pasaribu menyebut, kesuksesan seseorang dalam kontestasi politik adalah menjadikan rakyat sebagai denyut nadi dan nafas kehidupannya.
 

Triasinfo.com, JakartaKOMISI Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan tanggal 14 Februari 2024 sebagai waktu pelaksanaan agenda politik Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) serta Pemilu Legislatif (Pileg) untuk memilih anggota DPR RI, anggota DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota dan anggota DPD RI secara serentak. Sedangkan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak untuk memilih gubernur, bupati, dan wali kota diselenggarakan di seluruh daerah pada 27 November 2024. 

Sukses tidaknya seseorang yang maju dalam kontestasi politik baik itu dalam pemilihan anggota legislatif (pileg) maupun pemilihan kepala daerah (pilkada) sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor popularitas (keterkenalan), faktor likelitas (kesukaan), dan faktor elektabilitas (keterpilihan).

Syahrul M. Pasaribu menilai, dari tiga faktor itu, faktor likelitas (kesukaan) lah yang dominan menentukan kesuksesan atau kemenangan seorang calon atau kandidat yang berlaga di kontestasi politik.

Popularitas tidak menjamin seseorang akan menang dalam satu kontestasi politik. Walaupun popularitasnya tinggi, namun jika likelitas yang dimilikinya rendah, maka sulit baginya untuk menang dalam kontestasi politik.

“Agar disukai orang, bekerjalah nothing to loose alias ikhlas.Jangan sombong dan jumawa. Dari gesture tubuh kita pun, rakyat bisa lihat karakter seseoran apalagi dia menjadi pejabat. Jadi mesti mampu berlakon secara egaliter,” ucap Syahrul M. Pasaribu, dikutip dari perbincangan dengan Erman Tale Daulay dalam program podcast ‘Bincang Tipis-tipis’ di kanal Youtube Tale Trias Info.

Syahrul menyampaikan pandangannya tersebut berdasarkan pengalaman empiris pribadinya sebagai seorang politikus di tingkat lokal (provinsi).

Sebagai informasi, Syahrul adalah Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut) selama dua periode (periode 2010-2015) dan (periode 2016-2021).

Syahrul dikenal sebagai seorang pemimpin politik di Sumut yang memiliki instink politik tinggi. Namun, instink tersebut ia uji dengan survey dan kajian ilmiah jangan sampai tidak ada landasan atau dasar dalam melakukan sesuatu.

Syahrul menggarisbawahi, kunci pertama kesuksesan seseorang dalam kontestasi politik adalah menjadikan rakyat sebagai denyut nadi dan nafas kehidupan.

Untuk menghadapi kontestasi politik dalam Pemilu 2024 mendatang, khususnya untuk menjadi anggota legislatif, misalnya para incumbent, masih ada waktu untuk konsolidasi di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing agar terjadi intensitas pertemuan dengan para konstituen. Langkah itu adalah sebuah keniscayaan sebagai sesuatu yang tidak bisa diabaikan.

Jangan sampai setelah terpilih sebagai anggota legislatif justru lupa siapa ‘strong voter’dan di wilayah mana yang diwakili. Sehingga dengan demikian, itu tetap menjadi pusat kekuataan.

“Ilmu lain lagi dari pengalaman saya, mengevaluasi diri. Lakukan kontemplasi. Apa dan di mana kekuatan dan kelemahan diri. Apa yang bisa diperbuat. Dan apa yang tidak bisa diperbuat,” lanjut Syahrul.

Dalam konteks kontestasi politik di era modern sekarang ini, menurut Syahrul, setiap politikus perlu bergandengan tangan dengan yang namanya lembaga-lembaga survey.

Kata Syahrul, tentu sangat subyektif bagi seseorang calon dalam melihat sesuatu. Tapi manakala ia mau jujur pada diri sendiri, ia tidak akan bisa membohongi diri sendiri. Mungkin ada bias yang tidak bisa dikaji secara pribadi atau secara subyektif. Pada titik inilah, pentingnya digunakan lembaga survey atau lembaga pengkajian untuk menguji kebenaran penilaian subyektif si calon.

“Mengapa perlu dilakukan survey aau kajian ilmiah? Untuk apa? Supaya bisa presisi perhitungan dan kalkulasi kita pada saat berkontestasi di politik.”

Untuk berkontestasi di jalur politik eksekutif (kepala daerah) pun, lanjut Syahrul, calon harus betul-betul menghitung dan mengkalkulasi apa yang menjadi kekuatan dan apa yang menjadi kelemahan dirinya.

Mengingat ini namanya kontestasi, maka sama pentingnya untuk dilakukan calon menghitung kekuatan dan kelemahan orang lain yang menjadi lawan politik. Supaya nanti deviasi dari perhitungan yang dilakukan tidak terlalu jauh dari perkiraan awal.

Second opinion dari perkiraan/estimasi kandidat itu sangat penting. Itulah gunanya ada lembaga-lembaga survey,” ujar Syahrul.

Hany saja, Syahrul mengingatkan agar jangan sampai memakai lembaga survey yang abal-abal karena si calon malah bakal merugi. Misalnya demi menaikkan popularitas, maka dipakai lembaga survey yang tidak jelas kualifikasinya.

Kembali ke pengalaman pribadi Syahrul. Baru tiga bulan dilantik sebagai anggota DPRD Sumut untuk periode ketiga (2009), Syahrul diminta keluarga besarnya di Tapsel dan permintaan Partai Golkar saat itu untuk maju dalam Pilkada Tapsel sebagai calon bupati (Cabup).  

Dikatakan Syahrul, walaupun dia terpilih sebagai anggota DPRD Sumut dari Dapil Siantar dan Simalungun, namun sebagai anggota dewan provinsi ia harus mengetahui dan memahami kondisi Sumut secara umum.

“Tentu konsentrasi utama memperjuangan kepentingan Dapil kita. Namun, kita mesti ingat juga untuk memperjuangkan kondisi kampung halaman kita. Why not kita sebagai anggota dewan tingkat provinsi berjuang juga untuk kepentingan daerah kelahiran sendiri, tentu dalam tanpa kutip harus sesuai regulasi yang berlaku.

Apalagi di era sekarang, entah itu untuk posisi legislatif ataupun posisi eksekutif (kepala daerah), setiap kandidat harus selalu bersama rakyat.

“Saya lahir di Tapsel. Berkiprah di level provinsi Sumatera Utara. Namun saya tidak pernah putus hubungan komunikasi dengan kawan-kawan lintas partai politik di Tapsel. Saat mereka ke Medan, pasti saya layani mereka sebagai kawan.”

Pada baian lain, Syahrul berpesan agar seseorang yang memiliki jabatan apapun tidak terlalu terus euphoria. Harusnya nothing to loose dalam bekerja.

Vox Populi Vox Dei, Suara Rakyat Suara Tuhan,” ucap Syahrul mengingatkan.

“Jangan pernah berharap, orang akan berterima kasih kepada Anda. Sebab, ketika tak ada yang berterima kasih kepada Anda, maka Anda akan sakit sendiri. Makanya nothing to loose dalam bekerja. Ikhlas. Tanpa pamrih.”

Syahrul saat menjabat sebagai Bupati Tapsel senantiasa mengukur kinerja kepemimpinannya sehingga bisa menetapkan skala prioritas program untuk memberikan kepuasan pada publik dalam hal ini masyarakat Tapsel yang ia pimpin saat itu.

Dengan rutinitas Syahrul Pasaribu dalam melakukan survey dengan menggandeng lembaga survey untuk mengukur kinerja manajemen pemerintahan di Tapsel dan tingkat kepuasan masyarakat Tapsel atas kepemimpinannya tak aneh kalau ia terpilih kembali dan mendapatkan kepercayaan lagi sebagai bupati Tapsel pada periode kedua.

Menanggapi fenomena anggota legislatif incumbent yang tidak terpilih lagi pada Pemilu tahun berikutnya, Syahrul menyebut, ada beberapa faktor penyebabnya. Pertama, yang bersangkutan tidak bisa melaksanakan amanah dan memperjuangkan aspirasi konstituennya. Kedua, yang bersangkutan tidak bisa menjadikan konstituennya sebagai bagian dari nafas kehidupannya.

Komentar netizen

Podcast ‘Bincang Tipis-tipis’ di kanal Youtube Tale Trias Info dengan narasumber Syahrul M. Pasaribu ditanggapi beragam komentar dari penonton.

Sipirok TV, misalnya, berkomentar: “Bupati idaman rakyat, semoga beliau tidak berhenti sampe disini semoga beliau dapat mewakili rakyat Sumut di DPR RI.”
“Ilmu yang sangat bermanpaat, petarung sejati. semoga Pak Syahrul selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT. Dan selalu visioner dan ber inovasi untuk kesejahteraan masyarakat tapsel secara khusus. Dan masyarakat tabagsel secara umum. Kedepan semoga beliau bersedia mewakili masyarakat sumut ke senayan,” demikian komentar dari ASHRAF ADZKAN SIREGAR CHANEL.

Nuamir Habibi memberikan komentar, ”Saya secara pribadi warga kab. Padang lawas utara salut dan bangga atas bangunan bangunan yang memiliki ornamen khas yang sangat indah dan menarik yang dapat dijadikan sebagai wisata sehingga dapat menambah nilai ekonomi masyarakat. Salut buat Pak Bupati Syahrul Pasaribu.”

Komentar dari Ali Rif'an: “Sepakat dg Pak Syahrul. Calon kepala daerah/anggota dewan perlu menggunakan pendekatan ilmiah dalam memenangkan kontestasi elektoral, dengan cara didampingi konsultan politik melalui pendekatan2 berbasis data. Sebab, selain lebih profesional, sistematis, dan terukur kerjanya, secara budget sebenarnya lebih efisien. Top untuk Bincang Tipis-tipis Tale Trias Info.”

pemilu 2004  kontestasi politik  syahrul pasaribu  nafas kehidupan bupati tapsel

Bagikan Artikel Ini