UNGARAN-Dari kawasan persawahan Ungaran, Bincang Tipis-Tipis dengan host Erman Tale Daulay bersama Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Tengah, Cisilia Sunarti mengulas tentang kondisi pertanian di Jawa Tengah.
UNGARAN-Dari kawasan persawahan Ungaran, Bincang Tipis-Tipis dengan host Erman Tale Daulay bersama Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Tengah, Cisilia Sunarti mengulas tentang kondisi pertanian di Jawa Tengah. Merujuk pada visi misi Presiden Prabowo Subianto yang termaktub pada Asta Cita, butir kedua membangun kemandirian bangsa dengan mendorong swasembada pangan.
Menurut Cisilia Sunarti, Jawa Tengah ini sudah banyak perubahan dan para petani juga ikut menyukseskan Asta Cita Presiden Prabowo. Antara lain lewat program intensifikasi dan luas tambah tanam (LTT). Sosialisasi untuk mendukung pecepatan tanam selalu dilaksanakan kepada petani, ini adalah upaya Dinas Pertanian Jawa Tengah dalam meningkatkan produktivitas dan luas tambah tanam.
"Artinya, saat ini petani di Jawa Tengah sudah ada yang dua dan tiga kali pola tanam dalam setahun. Jadi, petani yang selama ini pola tanamnya setahun sekali ditingkatkan menjadi dua kali setahun dan yang dua kali ditingkatkan menjadi tiga kali setahun dengan dukungan atau support beberapa bantuan seperti irigasi perpompaan atau pompanisasi, kemudian irigasi perpipaan. Produktivitas pertanian terus meningkat, targetnya bisa lebih dari 6 ton per hektar, saat ini baru 5,6 ton rata-rata per hektarnya, mudah-mudahan bisa kita tingkatkan lagi jadi 7 ton per hektar," jelss Cisilia.
Untuk mengatasi permasalahan "musuh" petani seperti hama, penyakit dan tikus, Cisilia Sunarti menyampaikan bahwa Dinas Pertanian berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam melakukan pengendalian.
"Artinya, tidak saat ada hama baru dikendalikan. Akan tetapi kita melakukan pengendalian secara dini. Kita tidak tahu apakah di lahan itu ada hama atau tidak, tapi kita tetap melakukan upaya pengendalian, dengan harapan padi yang sudah tumbuh nantinya bisa dipanen," paparnya.
Terkait dengan trend masyarakat dalam mengelola usaha taninya, menurut Cisilia petani sekarang lebih bersemangat karena banyak dukungan dari TNI/Polri yang selalu mendampingi, kemudian petani merasa selalu diuntungkan karena harga gabanya tinggi, satu kilo dihargai Rp6500. Ini sangat luar biasa dan memberi keuntungan besar bagi petani.
Sementara salah seorang Kelompok Tani Sri Rezeki 1, Hedi Santoso menyampaikan bahwa dengan adanya program Asta Cita Presiden Prabowo, salah satu perbedaan yang dirasakan adalah harga jual padi (gabah) lebih tinggi.