Kepla Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Supardi, sedang diwawancarai Erman Tale Daulay dari TRIAS
TRIASINFO, NGAWI - Meski kemarau, petani Ngawi optimis siap laksanakan IP 300.Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis, dalam waktu dekat akan terjadi kemarau panjang sebagai dampak El Nino. Untuk mengantisipasi hal ini, sektor pertanian di berbagai daerah telah mempersiapkan diri terutama jelang musim tanam agar nantinya ketersediaan air tetap terjaga meski dalam kondisi kemarau. Tak terkecuali di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Seperti yang terungkap dalam Bincang Tipis-Tipis Erman Tale Daulay (Kanal Tale Trias Info) dengan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Supardi di kawasan persawahan Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
BUPATI NGAWI, Ony Anwar Harsono sedang menaiki Traktor R4 di lahan sawah
Antisipasi yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi dalam menghadapi musim kemarau panjang, khususnya di kawasan Kartoharjo adalah memanfaatkan sumur di sana dengan menggunakan tenaga listrik. Dari sumur tersebut akan dialirkan air ke sawah-sawah.
"Kita ada kerja sama dengan PLN dalam program ELPAM Elektrik PAM. Dengan listrik ini kita bisa alirkan air ke sawah dan biayanya lebih murah sehingga petani bisa mendapatkan keuntungan dari hasil usaha taninya. Kita tinggal kerja sama dengan PLN, di mana Bupati Ngawi melakukan MoU dengan PLN sehingga banyak jaringan listrik yang masuk ke sawah. Karena, di Ngawi ini 70 persen penduduknya adalah bermata pencaharian dari sektor pertanian atau persawahan," kata Supardi.
Untuk cadangan air selama musim kemarau, lanjut Supardi sangat cukup. Karena, sumber airnya diperoleh dari sumur bor dengan kedalaman tertentu (mencapai 60 sampai 70 meter) yang diharapkan dapat menyediakan air sampai berbulan-bulan atau paling tidak selama tiga bulan.
“Kedalaman sumur ini kita buat agar sumur yang ada di pemukiman tidak terganggu kebutuhan airnya. Petani di Ngawi saat ini sudah dimudahkan dengan adanya sumur bor tersebut dan adanya aliran listrik sampai ke sawah mereka. Urusan ketersediaan air untuk pertanian sudah tidak jadi masalah lagi walaupun sedang musim kemarau," tandas Supardi.
Penyediaan sumur ini adalah hasil swadaya dari petani, dan pemerintah memberikan dukungan yaitu dengan memberikan kemudahan aliran listrik sampai ke sawah mereka.
"Mudah-mudahan, dengan pola ini di Ngawi itu sudah bisa mencanangkan indeks pertanaman (IP) 300 atau penanaman 3 kali setahun (padi-padi-jagung)," jelasnya.
Menurut Supardi, IP 300 bisa dicanangkan di Ngawi karena ketersediaan air tetap terjaga, terutama dengan adanya sumur air tanah yang berfungsi dalam menyediakan air, terutama pada musim kemarau.
"Wujud nyata IP 300 ini, secara khusus kami menyampaikan terimakasih kepada Kementerian Pertanian, khususnya kepada Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) yang telah memberikan bantuan kepada petani mulai dari pengairan (revitalisasi irigasi), sumur, embung dan untuk pengolahan tanah ada traktor roda dua dan roda empat, ada juga transplanter dan pembangunan jalan usaha tani untuk memudahkan petani dalam mengangkut hasil usaha taninya (pasca panennya)," papar Supardi.
Dengan kecukupan air dan ketersediaan air tadi, lanjutnya, pertanian di Kabupaten Ngawi bisa melakukan musim tanam sampai 3 kali dan produksinya sangat menggembirakan.
"Berdasarkan data kita, sekitar 22.000 sumur ada di persawahan Kabupaten Ngawi. Ada juga embung yang lokasinya di dataran tinggi. Pada pelaksanaannya di lapangan kita juga mengedukasi petani agar bijak dalam menggunakan air," tegasnya.
Irigasi air tanah pakai listrik di Ngawi
Pupuk Organik
Pola pertanian di Kabupaten Ngawi saat ini sudah semakin baik, terutama dengan adanya bantuan Alsintan dari Kementan. Dan, saat ini sesuai dengan anjuran Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono bahwa semua petani dan kelompok tani sudah pernah mengikuti Bimtek terutama dalam hal pembuatan pupuk organik.
"Jadi, di awalnya itu petani mulai menggunakan pupuk organik yang dipadukan dengan pupuk kimia. Karena, kita tahu bahwa tanah kita itu tidak selamanya subur, itu sebabnya kesuburan tanahnya tetap kita jaga," kata Supardi.
Terkait dengan upaya mempertahankan produksi dari musim tanam pertama sampai pada pertanaman ketiga, Supardi menambahkan justru pada pertanaman ketiga hasilnya bisa ditingkatkan. Karena, pada musim tanam pertama dan kedua serangan hama bisa jadi kendala.
Rehabilitasi irigasi sawah di Ngawi
Di akhir perbincangan dengan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi, Supardi menyampaikan bahwa petani di Ngawi sangat siap dalam mengantisipasi datangnya musim kemarau, terutama dengan adanya sumur air tanah yang siap dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan air bagi pertanian di Ngawi. TRIAS