Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Triasinfo.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dapat mencapai 5,2% (yoy) karena proses pemulihan ekonomi yang terus meningkat seiring pelonggaran aktivitas kegiatan masyarakat.
Kedua, faktor investasi yang tercatat menggeliat di kuartal II mencapai Rp 302,2 triliun atau naik 35,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Rinciannya penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 139 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 163,2 triliun.
Hal itu disampaikan Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan khusus dalam acara ‘Investor Daily Summit 2022’ yang diselenggarakan di JCC Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2022.
"Beberapa lembaga seperti Fitch, S&P dan JCR, Moody's melihat ekonomi Indonesia relatif stabil di tengah banyak negara ratingnya turun. Ini menunjukkan bahwa fundamental ekonomi kuat, pengelolaan keuangan utang, fiskal dan moneter yang cukup prudent," kata Airlangga.
Airlangga menegaskan, pemerintah fokus untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi dan pemulihan ekonomi terus dijaga. Oleh karena itu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap menjadi penahan gejolak (shock absorber) untuk melindungi masyarakat.
Terlebih di tahun ini, pemerintah masih menganggarkan anggaran pemulihan ekonomi nasional Rp 455,6 triliun. Meski demikian ia memastikan APBN harus terus disehatkan setelah bekerja keras selama pandemi Covid-19.
“UU 2 2020 defisit anggaran melebihi 3% hanya sampai 2022 dan 2023 kembali dengan deifist kurang dari 3% dan mekanisme kembali ke APBN. Sehingga (tahun depan) program pemulihan ekonomi nasional sisi kesehatan, perlindungan masyarakat akan dimasukkan pada Kementerian dan Lembaga masing masing"ucapnya.
Sementara itu, pemerintah juga terus mendorong reformasi struktural melalui implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan menarik investasi dan mendorong pemerataan infrastruktur melalui lembaga pengelola investasi atau sovereign wealth fund (SWF) serta bank tanah.
Ketahanan Eksternal Kuat
Sementara itu, dari sisi ketahanan eksternal dinilainya juga tetap lebih baik dibandingkan negara lain seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mampu tumbuh di atas 6%. "IHSG mampu tumbuh di atas 6% dibandingkan beberapa negara lain sepeti Jepang negatif, Malaysia minus 10 dan Turki minus 25," ucapnya.
Sementara itu, dari sisi kinerja rupiah yang beberapa waktu terakhir mengalami depresiasi imbas penguatan dolar, disebut Airlangga masih lebih baik dibandingkan pelemahan mata uang oleh negara lainnya.
"Rupiah depresiasi 6,5% namun banyak negara lebih rendah dari kita bahkan Inggris depresiasi 20%. Ini tunjukan segi resiliensi Indonesia relatif lebih kuat," ucapnya.