Geffelyn Veeda Augustine yang diterima di Seoul National University pada program studi Biological Sciences, Bachelors.
MEDAN-Alumni sekolah Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) atau sekolah internasional PromeOne School Medan sudah banyak yang memperoleh beasiswa melanjutkan pendidikan ke sekolah di luar negeri. Salah satu diantaranya adalah Geffelyn Veeda Augustine yang diterima di Seoul National University pada program studi Biological Sciences, Bachelors.
Putri pasangan Pele dan Rika Sandra ini memiliki deretan prestasi, antara lain Top 10 essay in National English Competition X (2022), Vice Class President SH2, Mini Research Leader SH2, STEAM Leader SH3 serta prestasi lainnya di luar sekolah.
Berkat kerja keras, dan sungguh-sungguh dalam belajar, anak pertama dari 2 bersaudara ini memperoleh beasiswa Global Korea Scholarship Embassy Track (untuk kuota: 2 orang se-Indonesia) untuk diterima di Seoul National University (SNU-biological sciences), Yonsei University (Yonsei-systems biology) dan Pusan National University (PNU-biological sciences).
Geffelyn Veeda Augustine mendapatkan informasi mengenai beasiswa kuliah di Korea tersebut berdasarkan riset sendiri dan melihat langsung di Kedutaan Korea Selatan.
"Proses pendaftaran dan seleksi beasiswa dilaksanakan pada 10 Oktober 2023 lalu dan lolos document screening, kemudian 12 Oktober langsung interview, kemudian 19 Oktober dinyatakan lolos interview," paparnya.
Kemudian, lanjut Geffelyn Veeda Augustine seleksi tahap kedua dilanjutkan dan pada 22 November 2023 dinyatakan lolos tahap kedua, tanggal 12 Desember dinyatakan lolos di Yonsei, 15 Desember dinyatakan lulus di SNU dan PNU.
Besaran beasiswa yang diterima adalah untuk 5 tahun program dimana satu tahun untuk pendidikan bahasa dan 4 tahun pendidikan di perguruan tinggi Korea dengan biaya hidup sehari-hari selama satu bulan sekitar Rp12,5 juta.
Saat ditanya terkait persiapan yang dilakukan untuk mendapatkan beasiswa, Geffelyn menyampaikan bahwa ia mengikuti tes Ielts, menulis profil pribadi, membuat rencana studi, dan mempersiapkan diri menghadapi wawancara.
"Cita-cita saya dengan mendapatkan beasiswa ini adalah ingin meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia dengan menerapkan apa yang saya pelajari dari Korea," tandasnya.
Lebih lanjut Geffelyn menyampaikan pengalaman paling berkesan sebagai penerima beasiswa ke Korea adalah bisa terpilih diantara 500 lebih pendaftar dari seluruh Indonesia dan belakangan ini Geffelyn sering diundang menjadi pembicara webinar.
Hal paling mengesankan lagi saat mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa pendidikan ke Korea adalah waktu menulis essay dalam waktu 5 hari.
"Jadi, aku duduk dan meneliti selama berjam-jam sampai punggungku sakit, tidak sempat belajar untuk wawancara karena aku terlambat memeriksa email untuk pengumuman dan jadwal diwawancarai oleh 2 orang dari Korea dan 1 orang dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi," tandasnya.
Di akhir perbincangan dengan Geffelyn, lulusan POS Medan ini menyampaikan beberapa tips untuk generasi muda. Usahakan agar rata-rata nilai tiap semester bertahan dan tidak sampai 'drop'.
"Visi saya ke depan adalah saya tidak ingin membebani orang tua, terutama dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi," katanya.